Apakah takdir itu sudah ditetapkan oleh ALLAH terhadap manusia?.
Apakah manusia berakhir (mati) dalam keadaan menjadi penjahat atau kafir itu
sudah ditakdirkan oleh Allah?. Jika sudah mengapa harus masuk neraka?
Itulah
beberapa pertanyaan yang mungkin menjadi pikiran bagi anda-anda semua. Untuk
mengetahui jawaban diatas, maka berikut saya berikan beberapa ayat-ayat
Al-Quran yang membahas mengenai pertanyaan diatas :
Al-Ankabut [29] Ayat 1 s/d 3 : Alif
laam miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan:
Kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah
menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui
orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.
Al-Mulk [67] Ayat 1-2 : Maha
Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas
segala sesuatu. Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa
di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun.
Kalau
kita memahami 2 contoh ayat diatas pasti kita akan menarik kesimpulan umum
bahwa ALLAH mencobai makhluknya untuk mengetahui siapa-siapa yang benar-benar
beriman diantara mereka. Padahal jika ALLAH Maha Tahu tanpa diuji pasti sudah
tahu. Jika ini jawabannya maka akan timbul pertanyaan, Apakah ALLAH itu tidak
Maha Tahu?
Sebagai
muslim kita pasti percaya bahwa ALLAH Maha Tahu. Tetapi terkadang pemahaman
muslim tentang Ke-Maha Tahu-an ALLAH agak keliru. Karena keliru inilah maka
Konsep Takdir juga keliru. Bagaimana bisa begitu?
Sebagian
besar muslim memahami Takdir sebagai sesuatu yang telah ditentukan oleh ALLAH.
Bahwa nasib kita sudah digariskan oleh ALLAH. Hal ini sebenarnya tidak benar.
Ar-Rum [30] Ayat 41 : Telah nampak
kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia,
supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka,
agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
Ar-Ra`d [13] Ayat 11: ..Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum
sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan
apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang
dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
Ash-Shura [42] Ayat 30 : Dan apa musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh
perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari
kesalahan-kesalahanmu).
Berdasarkan
ketiga ayat diatas maka dapat disimpulkan bahwa takdir ditentukan oleh manusia
itu sendiri. Lalu bagaimana dengan maksud takdir Allah. Takdir Allah disini
maksudnya bahwa ALLAH bisa mengubah apa yang kita kerjakan. Maksudnya ketika
seseorang melakukan sesuatu yang menurut ALLAH berbahaya bagi diri orang itu
dan ALLAH sangat sayang pada dia, maka Allah bisa campur tangan untuk membuat
orang tersebut merubah arah hidupnya. Dan juga sebaliknya. Bagaimana kita
mengetahui itu takdir Allah atau bukan?. Itu gampang-gampang susah. Biasanya
takdir Allah itu cirinya sesuatu yang timbul tetapi tidak kita rencanakan.
Misalnya : Anda berusaha mencuri mangga tetangga sebelah, ketika mau mencuri
secara tidak sengaja anda disengat tawon, padahal disitu tidak ada sarang
tawon, nah sengatan tawon itulah takdir Allah. Atau anda mendapat hadiah yang
tidak disangka-sangka, hadiah itulah takdir Allah.
Jadi
TAKDIR ALLAH itu sebenarnya tidak ada. Yang ada adalah KETETAPAN ALLAH. Sekilas
Takdir dan Ketetapan kelihatan sama pengertiannya padahal berbeda. Perlu
diketahui bahwa sebelum ada hasil pasti ada proses awal. Sebelum ada kejadian
pasti ada proses menuju kejadian. Jika ada orang yang tahu besuk akan terjadi
sesuatu berarti ada yang memberitahu. Yang memberi tahu pasti sudah tahu proses
yang akan terjadi.
Misalnya
ada seorang peramal (A). Peramal tersebut tahu bahwa akan terjadi kebakaran.
Pasti ada yang memberi tahu si peramal yaitu si (B). B sudah tahu mengapa akan
terjadi kebakaran (proses).
TAKDIR bermakna bahwa segala sesuatu sudah direncanakan
oleh Allah. Sehingga seolah-olah Allah tahu apa yang akan terjadi pada kita
karena skenarionya sudah direncanakan.
KETETAPAN bermakna bahwa segala sesuatu akan ditetapkan oleh
Allah. Apa yang terjadi pada anda boleh jadi ada campur tangan Allah didalamnya
(ditetapkan di tengah proses).
Untuk
mengetahui Konsep Ke-Maha Tahu-an Allah lebih jelas, saya mempunyai sebuah
teori yang saya namakan TEORI SARANG LABA-LABA
(atau TEORI BALON) Pemahaman dari teori ini adalah
sebagai berikut :
Saat
Allah menciptakan langit dan bumi dengan ledakan besar dan mengembangkannya , sebenarnya Allah seperti membuat sarang
laba-laba. Tetapi sarang laba-laba disini jangan dimaknai sebagai sarang
laba-laba yang anda lihat sehari-hari di rumah atau pohon. Sarang laba-laba
disini terbuat dari berbagai elemen metafisis yang disertai gelombang yang kuat
yang bentuk dan fungsinya mirip sarang laba-laba.
(Ilustrasi)
Pada
saat manusia lahir di dunia, itu seperti sebuah benda hidup yang jatuh dari
langit lalu menempel di sarang laba-laba. Dari bayi hingga dewasa, manusia
(jasad, pikiran & jiwa) beraktifitas hanya di sarang laba-laba. Laba-laba
itu hanya tahu ada mangsa jika mangsa itu tersangkut di sarang laba-laba. Semua
yang hidup dan matiberada di dalamnya. Pada saat mangsanya tersangkut dan
bergerak laba-laba bisa merasakan kehadiran mangsa tersebut lewat getaran sarang.
Disekeliling
kita sebenarnya penuh dengan gelombang. Yang mana setiap gerakan kita selalu
tercatat dalam gelombang tersebut. Jadi Allah tahu apa yang kita lakukan karena
kita beraktifitas, baik jasmani dan ruhani. Aktifitas yang kita lakukan menjadi
sebuah informasi yang terkirim melalui sarang laba-laba tadi ke sisi Allah
dengan kecepatan yang Allah sendiri yang tahu.
Jadi
sebelum anda beraktifitas tidak ada informasi yang diterima oleh Allah. Allah
hanya tahu anda diam. Allah Maha Tahu atas apa yang sedang kita lakukan,
fikirkan dan rasakan dalam diamnya kita.
Lalu
apa Allah bisa tahu terhadap sesuatu yang akan terjadi. Jawabnya Allah bisa
tahu. Alasannya adalah bahwa Allah itu pusat data dan informasi yang paling
akurat. Allah bisa membuat statistik untuk mengetahui masa depan dengan
perhitungan yang sangat akurat tanpa selisih desimal.
Seperti
halnya sesuatu itu diciptakan berpasangan, maka untuk memahami Takdir dan
hubungannay dengan keMahaTahuan Allah kita bisa menggunakan teori berpasangan
ini.
Adh-Dhariyat [51] Ayat 49 Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu
mengingat akan kebesaran Allah.
Banyak
kafirun yang menganggap ayat ini ayat yang tidak ilmiah, mereka mengatakan
bahwa ada hal di dunia ini yang tidak ada pasangannya. Misalnya cacing yang
merupakan hermaprodit, bakteri yang membelah dan lainnya yang sejenis.
Sebenarnya maksud berpasangan disini tidak dari segi fisik tetapi dari segi
sifat. Misalnya sifat pria & wanita, baik & buruk, gelap & terang,
manis & pahit dan sejenisnya.
Demikian
juga dengan nasib manusia, sebenarnya manusia diberikan dua buah nasib oleh
Allah. Yang mana Allah sudah menetapkannya. Bisa dikatakan nasib A dan nasib B.
Untuk mengetahui bagaimana Konsep takdir yang benar perhatikan gambar dibawah ini.
(Ilustrasi)
Pada
gambar diatas Garis A merupakan Takdir yang sudah
digariskan Allah untuk menjadi nasib A. Gambar B merupakan Takdir yang sudah digariskan Allah untuk
menjadi nasib B. Warna merah merupakan
berbagai ketetapan Allah . Dan terjawab sudah pengertian ke-Maha
Tahu-an Allah. Karena kita ini diciptakan berada dalam warna merah yang
dibatasi garis A dan B.
Perlu
anda ketahui bahwa anda memutuskan untuk di garis A atau B itu berdasarkan pilihan
yang anda buat. Tentu saat anda membuat pilihan andaterkadang asal pilih, asal
jalan tapi ada juga yang dibarengi dengan doa dan tawakal. Dalam posisi warna
merah, Allah berkuasa menetapkan segala seuatu. Allah bisa menggiring anda ke
nasib A atau juga ke nasib B.
Ar-Ra`d [13] Ayat 11..
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki
keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali
tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. Dan apabila Allah menghendaki keburukan
terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak
ada pelindung bagi mereka selain Dia,
hal ini secara langsung
merujuk dengan kebaikan bahwa Dan apabila Allah
menghendaki KEBAIKAN terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat
menolaknya.
Hubungan
Konsep keMahaTahuan Allah dengan takdir kalau dijelaskan sebagai Allah tahu
siapa-siapa yang akan masuk neraka atau surga. Jika Allah sudah tahu, apakah
mereka masuk surga atau neraka itu karena sudah ditakdirkan oleh Allah?. Jika
iya bukankah tidak ada keadilan disana. Padahal Allah telah berfirman :
Ar-Ra`d [13] Ayat 11..Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga
mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.
Jika
demikian bagaimana Allah akan tahu apa yang akan terjadi pada manusia?. Padahal
nasib manusia pada dasarnya mereka sendiri yang menentukan?.
Untuk
memahaminya pertama-tama kita harus bisa memahami apa itu Mengetahui.
Mengetahui dibagi menjadi 2 :
1. Dikasih tahu
2. Menyelidiki dan akhirnya tahu.
Berdasarkan
2 kriteria diatas maka tidak mungkin Tuhan dikasih tahu , karena
Tuhan itu pusat dari kehidupan. Menurut pemikiran ini maka kita bisa menetapkan
bahwa Tuhan itu Menyelidiki
dan akhirnya tahu. Nah penyelidikan Tuhan ini tentu penyelidikan
tingkat tinggi yang tidak bisa diukur dengan Tahun Cahaya atau Mikro Nuklir
sekalipun. Hanya Allah yang tahu. Al-Quran menyebutkan :
Maryam [19]
ayat 84 ...maka janganlah kamu tergesa-gesa memintakan siksa terhadap mereka,
karena sesungguhnya Kami hanya menghitung datangnya (hari siksaan) untuk mereka
dengan perhitungan yang teliti.
Maryam [19]
ayat 94 : Sesungguhnya Allah telah menentukan jumlah mereka dan menghitung
mereka dengan hitungan yang teliti.
Dari
sini dapat kita simpulkan bahwa pengetahuan Tuhan adalah pengetahuan ke masa
depan. Bagi Tuhan tidak ada masa lalu. Karena Tuhan adalah yang awal.
Konsep
ini sebenarnya suatu konsep yang tidak bisa dicerna bagi ALLAH dalam
pemikiran kita. Jika mau ALLAH bisa saja membuat semua manusia tunduk pada-NYA.
Tetapi ALLAH tidak melakukannya. Padahal semua manusia berasal dari ALLAH
(Firman). Seolah-olah Tuhan mengambil bagian dari-NYA (Firman) tetapi berkelakuan
yang tidak seperti diri-NYA. ALLAH mencipta sesuatu yang bisa menolak sifat
Ketuhanan-NYA.
Seperti
halnya ALLAH Tahu bagaimana nasib manusia, tetapi seolah-olah ALLAH tidak ingin
tahu bagaimana nasib manusia dan lebih membiarkan manusia untuk memilih jalan
hidupnya sendiri.
Setelah
memikirkan sana sini agaknya mulai terbuka pemahaman mengenai konsep takdir
Allah. Yaitu berdasarkan sifat Allah : AL-AWWAL (Maha
Awal) dan AL-AAKHIR (Maha Akhir).
Al-Hadid [57] Ayat 3 : Dialah Yang Awal dan Yang Akhir Yang
Zhahir dan Yang Bathin dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.
Dua
sifat Allah diatas bukanlah sifat KEBERADAAN ALLAH, karena ALLAH itu tanpa Awal
dan tanpa Akhir. Maha Awal dan Maha Akhir merupakan jawaban terhadap keMahaTahuan
ALLAH.
(Ilustrasi)
Gambar
diatas merupakan hubungan antara Konsep Takdir ALLAH dan Kemahatahuan ALLAH
yang sebenarnya merupakan skema dari Lauh Mahfuz. Cara memahaminya adalah
sebagai berikut :
Kita
ibaratkan (Maha Awal) sebagai bayi yang baru lahir, (Takdir) merupakan proses
yang dialami selama hidup, (Maha Akhir) sebagai matinya seseorang. Allah adalah
Tuhan yang memiliki kemampuan untuk berada pada 2 sisi waktu pada saat yang
sama. Cara kerjanya seperti bola yang dipukul oleh tongkat dan secara seksama
si pemukul bola menangkap bola tersebut. Disitulah si pemukul tahu saat bola
dipukul melayang dan ditangkap kembali.
Al-Baqarah [2] Ayat 115 : Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu
menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya)
lagi Maha Mengetahui.
Itulah
mengapa Allah Menginformasikan bahwa takdir seseorang dalam kitab Luh Mahfuz
Al-Hadid
[57] Ayat 22 : Setiap bencana yang menimpa di bumi dan
yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam kitab (Lauh
Mahfuz) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi
ALLAH.
-Wallahu a'lam-
0 komentar "TAKDIR DAN HUBUNGAN KEMAHA-TAHUAN ALLAH", Baca atau Masukkan Komentar
Posting Komentar