Kitab suci berasal dari sang-Kholiq,
oleh sebab itu selayaknyalah tidak ada satu kata, bahkan satu huruf pun yang
ditempatkan di dalamnya dengan sia-sia dan tidak berarti.
Allah melalui
Al-Qur'an sebagai kitab-suci, banyak memerintahkan manusia untuk menggunakan
akal mereka untuk berpikir, menemukan tanda-tanda kekuasaan Allah di alam
semesta, dan juga di dalam diri manusia itu sendiri. Memahami dan berpikir,
tidak hanya di perintahkan untuk dilakukan dengan akal atau otak, akan tetapi
dengan hati. Karena perpaduan akal dan hati, bagi seorang manusia, akan
menuntunnya kepada kebenaran. Hal ini tertuang di dalam surah Al-Hajj [22]
ayat 46 di bawah ini
Al-Hajj [22] Ayat 46
'Afalam
Yasiru Fi Al-'Ardi Fatakuna Lahum Qulubun Ya`qiluna Biha 'Aw 'Adhanun Yasma`una Biha Fa'innahA La Ta`ma Al-'Absaru Wa Lakin
Ta`ma Al-Qulubu Allati Fi As-Suduri
[[maka apakah mereka tidak berjalan di muka
bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau
mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena
sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di
dalam dada. (QS. 22:46)]]
Perhatikan surah Al-Hajj ayat 46
di atas.
"fatakuuna lahum qulubun ya'qiluuna biha"
[... lalu mereka
mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami ..]
|
Memiliki arti kata
per kata :
"maka bagi
mereka hati ( qulubun)yang memahami
( ya'qiluuna) dengannya ".
|
Dalam bahasa Arab :
1.
qulubun
berasal dari akar kata qalb [ yang
artinya "hati
atau jantung]".
2. Sedangkan
"ya'qiluuna" berasal
dari akar kata a'qal yang [berarti " berpikir" atau " memahami", dan
dalam kaitannya dengan anatomi berarti otak.
Harap dibedakan antara hati yang di maksud dan dengan "hati (liver)” yang merupakan salah satu anatomi dalam sistem pencernaan. Sebagaimana halnya
beberapa bahasa di dunia, seperti misalnya bahasa Inggris, yang mana heart dapat berarti “hati dan dapat pula berarti
jantung.
|
Dengan demikian
----------> qulubun ya'qiluuna"
[secara tersurat juga berarti "jantung untuk
memahami/berpikir "]. Hal ini dipertegas pada kelanjutan
ayat tersebut di ayat yang sama, mengenai kemampuan jantung ini :
fa-innahaa
laa ta'maa Al-abshaaru walaakin ta'ma Al-qulubu allatii fii Al-shuduuri "
["karena
sesungguhnya bukanlah yang buta itu mata, tetapi yang buta adalah qalbu yang
ada di dalam dada (Al-qulubu
allatii fii l-shuduuri)"]
|
Frasa ini menegaskan frasa sebelum-nya.
Dimanakah letak qalb yang
dimaksud ? Qulubu allatii fii l-shuduuri,
"qalbu" tersebut terletak di dalam dada.
Qalb
apakah yang ada di dalam dada? Secara anatomi, qalbu
yang berada di dalam dada adalah jantung. Al-Qur'an dalam hal ini mengatakan qalb orang-orang yang kafir itu buta, sebagaimana di
Allah mengatakan bahwa orang-orang kafir memiliki qalb
yang tidak dapat memahami", di Qs.
[6]:25, [9]:87, [63]:3
Pemilihan kata a'qal
yang disandingkan dengan qalb disini patut
digarisbawahi, karena "memahami"
dalam bahasa arab, yang digunakan kurang lebih 19 x dalam
Al-Qur'an, adalah "faqaha",bukan "a'qal".
A'qal
[yang berarti memahami atau berakal] sendiri digunakan lebih dari 40x dalam
Al-Qur'an, akan tetapi kaitannya dengan memikirkan dengan otak, bukan dengan
hati.
Jika memahami dengan qalb menggunakan kata faqaha (dan turunannya),
sedangkan memahami dengan otak" Al-Qur'an menggunakan kata a'qal (dan
turunannya), maka di surah Al-Hajj ayat 46 secara khusus dikaitkan
kemampuan qalb dengan qalb -- qulubun
ya'qiluun ", yang berbeda dari penggunaannya di ayat-ayat yang
lain.
Ilmu pengetahuan sekarang membuktikan bahwa jantung manusia (a'qal) ternyata mampu bersifat seperti otak (a'qal), mampu belajar, mengingat, bahkan merasakan, sebagaimana yang tertuang dalam artikel "Neurocardiology : The Brain in the Heart" (http://www.heartmath.org/research/science-of-the-heart/introduction.html) :
After extensive research, one of the
early pioneers in neurocardiology, Dr. J. Andrew Armour, introduced the concept
of a functional "heart brain" in 1991. His work revealed that the
heart has a complex intrinsic nervous system that is sufficiently sophisticated
to qualify as a "little brain" in its own right. The hearts brain is
an intricate network of several types of neurons, neurotransmitters, proteins
and support cells like those found in the brain proper . Its elaborate circuitry enables it to act independently of
the cranial brain to learn, remember, and even feel and sense. The recent book Neurocardiology, edited by Dr.
Armour and Dr. Jeffrey Ardell, provides a comprehensive overview of the
function of the hearts intrinsic nervous system and the role of central and
peripheral autonomic neurons in the regulation of cardiac function.
Selanjutnya masih dalam artikel yang
sama dijelaskan bagaimana pentingnya peranan dan konstribusi jantung dalam
mengintegrasikan tubuh, pikiran, jiwa dan emosi seseorang :
In our internal environment many
different organs and systems contribute to the patterns
that ultimately determine our emotional experience. However, research
has illuminated that the heart plays a particularly important role. The heart
is the most powerful generator of rhythmic information patterns in the human
body. As
we saw earlier, it functions as sophisticated information encoding and
processing center, and possesses a far more developed communication system with
the brain than do most of the bodys major organs. With every beat, the heart
not only pumps blood, but also transmits complex patterns of neurological,
hormonal, pressure and electromagnetic information to the brain and through-out
the body. As a
critical nodal point in many of the bodys interacting systems, the heart is
uniquely positioned as a powerful entry point into the communication network
that connects body, mind, emotions and spirit.
Al-Qur'an pun menyatakan bahwa sistem
otak di dalam jantung, pun berkomunikasi dengan otak manusia, sehingga bagi
orang-orang yang kafir, maka Allah memfilter penyampaian sinyal-sinyal syaraf
yang dikirim "otak dalam jantung" ke otak manusia, sebagaimana yang
tertuang dalam Al-Qur'an
Al-Israa [17] ayat 46
Wa Ja`alna `Ala Qulubihim 'Akinnatan 'An Yafqahuhu Wa Fi 'Adhanihim
Waqraan Wa 'Idha Dhakarta
Rabbaka
Fi Al-Qur'ani Wahdahu Wa Llaw `Ala 'Adbarihim Nufuraan
[[dan
Kami adakan tutupan di atas hati mereka dan sumbatan di telinga mereka, agar
mereka tidak dapat memahaminya. Dan apabila kamu menyebut Rabbmu saja dalam
Al-Qur'an, niscaya mereka berpaling ke belakang karena bencinya. (QS. 17:46)]]
"waja'alnaa 'alaa quluubihim akinnatan an yafqahuuhu wa fii
adzaanihim waqran" -- ["dan Kami tempatkan di atas qalb
mereka penutup sehingga mereka tidak dapat memahaminya, dan sumbatan di
telinga mereka "].
|
Lihat bagaimana
ketika membicarakan filter
di telinga, Allah menggunakan
kata fii [di dalam], sedangkan ketika
membicarakan qalb,
Allah menggunakan kata a'laa [di atas]. Hal
ini dikarenakan qalb
[jantung]
yang memiliki sistem otak sendiri,berkomunikasi dengan otak manusia, dimana
otak manusia dalam hal ini berada di atas jantung, sehingga Allah mengatakan
bahwa filter tersebut di letakkan di atas qalb, yaitu
di antara "qalb" dan otak manusia .
Hal ini di jelaskan, masih di dalam artikel yang sama, sebagai berikut :
"As their research evolved, they
found that the heart seemed to have its own peculiar logic that frequently
diverged from the direction of the autonomic nervous system. The heart appeared to
be sending meaningful messages to the brain that it not only understood, but
obeyed."
Dalam artikel yang lain mengenai
kemampuan otak di dalam jantung ini pun di dijelaskan, bahwa jantung pun
memiliki sytem syaraf yang dijuluki dengan "the brain in the heart"
:These scientists have found that the heart has its own independent nervous
system a complex system referred to as "the brain in the heart."
There are at least forty thousand neurons (nerve cells) in the heart as many as
are found in various subcortical centers of the brain. (http://www.therealessentials.com/followyourheart.html
)
Pam Montgomery
dalam bukunya "Plant Spirit Healing: A Guide to Working with Plant
Consciousness" menuliskan kaitan jantung dalam pengendalian emosi
seseorang sebagai berikut :
There are 40,000 nerve cells in the
heart as well as neurotransmitters such as noradrenaline and dopamine (known emotional
mediators), that the heart
synthesizes and releases. "With every beat of the heart, a burst of neural
activity is relayed to the brain," Martin explains. "The heart senses
hormonal, [heart] rate and pressure information, translates it into
neurological impulses and processes this information.
Bahkan, jantung manusia, sebagaimana
otak manusia, pun memiliki kemampuan untuk mengingat. Dalam artikel http://www.lostartsofthemind.com/2006/11/can-your-heart-think-and-feel.html
dinyatakan :
Amazingly, Dr Andrew
Armour, a neurologist from Montreal, Canada, discovered a small but complex
network of neurons in the heart, which he has dubbed the little brain in the
heart. These neurons seem to be capable of both short and long term memory. Why
should the heart even
have neurons and the ability to remember? Well, for one thing, there is a lot
of muscle co-ordination that goes on in the heart in order to allow it to
function properly. The fact that hearts can even be transplanted shows that
there is a long-term memory stored in the heart for its rhythms. When a heart
is removed, it is cooled and can stay alive for up to four hours. Once the
heart is connected into its new recipient, as blood enters it, it begins to
beat again. It is almost certainly the little brain in the heart that is
enabling the heart to remember how to beat.
Di lain artikel, Professor Mohammad Omar Salem dalam tulisannya "The
heart, mind and spirit"(http://www.rcpsych.ac.uk/pdf/Heart,%20Mind%20and%20Spirit%20%20Mohamed%20Salem.pdf) pun membahas mengenai brain in the heart ini.
Mengutip dari tulisan tersebut :
After extensive research, Armour (Armour J A (1994), Neurocardiology: A natomical
and Functional Principles, New York, NY, Oxford University Press: 3-19.) introduced the
concept of functional heart brain. His work revealed that the heart has a
complex intrinsic nervous system that is sufficiently sophistic ated to qualify
as a little brain in its own right.
The hearts brain is an intricate
network of several types of neurons, neurotransmitters, proteins and support
cells similar to those found in the brain proper. Its elaborate circuitry
enables it to act independently of the cranial brain to learn, remember, and
even feel and sense. The hearts nervous system contains around 40,000 neurons,
called sensory neurites (Armour J A (1991), Anatomy and function of the intrathor
acic neurons regulating the mammalian heart. In: Zucker I H and Gilmore J P, eds.
Reflex Control of the Circulation. Boca Raton, FL, CRC Press: 1-37).
Information from the heart - including feeling sensations - is sent to the
brain through several afferents. These afferent nerve pathways enter the brain
at the area of the medulla, and cascade up into the higher centres of the
brain, where they may influence perception, decision making and other cognitive
processes (
Armour J. A. (2004), Cardiac neuronal hierarchy in health and disease, American
4 journal of physiology, regulatory, integrative and comparative physiology.
Aug;287(2):R262-71).
Thus, it was revealed that the heart
has its own intrinsic nervous system that operates and processes information
independently of the brain or nervous system. This is what allows a heart
transplant to work. Normally, the heart communicates with the brain via nerve
fibres running through the vagus nerve and the spinal column. In a heart
transplant, these nerve connections do not reconnect for an extended period of
time; in the meantime, the transplanted heart is able to function in its new
host only through the capacity of its intact, intrinsic nervous system (Murphy D A, Thompson
G W, et al (2000), The heart reinnervates after transplantation. Annals of Thor
acic Surgery;69(6): 1769-1781. )
Keterkaitan dengan emosi manusia, Al-Qur'an sangat menganjurkan keselarasan berpikir dengan akal dan berpikir dengan hati, mengisyaratkan keterhubungan yang erat antara "a'qal" dan "qalb" ini. Emosi dan tindakan manusia adalah hasil keselarasan antara keduanya, meskipun pusat emosi dan pengambilan tindakan tetap dipegang oleh otak atau "a'qal" [STURKTUR OTAK MANUSIA (baca)]. Oleh sebab itu juga, salah satu metode pendeteksi kebohongan yang banyak dilakukan adalah dengan metode polygraph, dalam kaitannya dengan mendeteksi qalb atau jantung, sebagaimana yang diulas dalam postingan " METODE PENDETEKSI KEBONGAN (baca)".
Hal
senada mengenai peranan qalb dalam kaitannya dengan emosi manusia di ungkapkan
di dalam artikel "http://www.today.com/id/11023208/ns/today-today_health/t/does-your-heart-sense-your-emotional-state/#.UjnU4X9TC50
" :
Psychologists once maintained that
emotions were purely mental expressions generated by the brain alone. We now
know that this is not true emotions have as much to do with the heart and body
as they do with the brain. Of the bodily organs, the heart plays a particularly
important role in our emotional experience. The
experience of an emotion results from the brain, heart and body acting in
concert.
Dan juga dikatakan www.sciencedaily.com Dalam
artikelnya di "http://www.sciencedaily.com/releases/2013/04/130407211558.htm" menjelaskan bagaimana jantung, dalam fungsinya
yang independen (sebagaimana di atas dikatakan sebagai "little brain in
the heart"), berperan dalam mempengaruhi persepsi manusia dalam melihat
sesuatu :
"From previous research, we know
that if we present images very fast then we have trouble detecting them, but if
an image is particularly emotional then it can 'pop' out and be seen. In a
second experiment, we exploited our cardiac effect on emotion to show that our
conscious experience is affected by our heart. We demonstrated that fearful
faces are better detected at systole (when they are perceived as more fearful),
relative to diastole. Thus our hearts can also affect what we see and what
we don't see -- and can guide whether we see fear.
"Lastly, we have demonstrated that
the degree to which our
hearts can change the way we see and process fear is influenced by how
anxious we are. The anxiety level of our individual subjects altered the extent
their hearts could change the way they perceived emotional faces and also
altered neural circuitry underlying heart modulation of emotion."
Sebelum Al-Qur'an
di turunkan, pernyataan "qalb (hati) yang memahami", "bepikir dengan hati
nurani", "memahami dengan hati" mungkin sudah ada, akan
tetapi sekali lagi, pemilihan kata selalu menjadi keajaiban Al-Qur'an, yang
mampu mengubah suatu istilah yang pada masa diturunkannya mampu dipahami secara
biasa, akan tetapi ternyata menyimpan makna yang mengungkapkan sesuatu yang
baru akan diketahui berabad-abad kemudian, seiring dengan meningkatnya ilmu
pengetahuan.
Qulubun
ya'qiluuna adalah salah
satunya, qalb [jantung] yang bersifat a'qal [otak], dan jantung
yang memiliki system-otak yang mandiri, yang
berkomunikasi dengan otak-manusia, sebagaimana Allah melalui Al-Qur'an sangat
menekankan pentingnya keselarasan berpikir dengan "a'qal" dan
berpikir dengan qalb.
|
Hanya Al-Qur'an satu-satunya kitab yang
menyatakan hal ini dengan pemilihan kata-nya yang sangat selektif.
Fussilat [41] Ayat 53
Sanurihim 'Ayatina Fi Al-'Afaqi Wa
Fi 'Anfusihim
Hatta Yatabayyana Lahum 'Annahu Al-Haqqu 'Awalam Yakfi Birabbika 'Annahu `Ala Kulli Shay'in Shahidun
[[Kami akan
memperlihatkankepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri,
sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur'an itu benar.Dan apakah Rabbmu tidak
cukup (bagikamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu? (QS.
41:53)]]
--Wallahu
a'lam--
0 komentar "JANTUNG PUN UNTUK BERFIKIR", Baca atau Masukkan Komentar
Posting Komentar