STURKTUR OTAK MANUSIA








Apakah Al-Qur'an membicarakan ataukah mengisyaratkan sesuatu mengenai otak manusia ?? Jika "MENYATAKAN JANTUNG PUN UNTUK BERFIKIR (baca) dijelaskan bagaimana Al-Qur'an secara tersirat menyatakan bahwa jantung pun memiliki "otak", apakah mungkin jika Al-Qur'an mengisyaratkan mengenai otak itu sendiri ?
 
Otak merupakan salah satu bagian yang terpenting pada manusia karena merupakan bagian yang berfungsi mengatur dan mengolah segala yang ditangkap oleh panca-indera manusia. Pengetahuan dalam mengungkapkan misteri "Otak" itu sendiri baru ada dalam beberapa dekade terakhir ini, dan pengetahuan mendalam mengenai struktur dan fungsi otak ini belum dikenal di jaman dahulu, termasuk pada jaman Nabi Muhammad SAW dan ketika Al-Qur'an diturunkan. Yang dikenal adalah istilah aqal, yaitu berpikir dengan kepala. Apa yang ada di dalam kepala serta bagian-bagian serta fungsinya masing-masing belum diketahui pada masa tersebut. Hal ini membawa kembali kepada pertanyaan, apakah Al-Qur'an, tersirat ataupun tersurat, mengisyaratkan mengenai struktur otak manusia ?? 
 
 ---
 
 
BAB I :  
AL-QUR'AN DAN PUSAT PENGLIHATAN SERTA PENDENGARAN
 
Di dalam Al-Qur'an, mata beberapa kali di sebutkan di dalam Al-Qur'an bersama-sama dengan telinga, baik dalam bentuk tunggalnya maupun dalam bentuk jamaknya. Kemunculan "mata" dan "telinga" pada satu ayat terdapat pada :
 
 Al-Maaidah [5] ayat 45





 
 
Wa Katabna `Alayhim Fiha 'Anna An-Nafsa Bin-Nafsi Wa Al-`Ayna Bil-`Ayni Wa Al-'Anfa Bil-'Anfi Wa Al-'Udhuna Bil-'Udhuni Wa As-Sinna Bis-Sinni Wa Al-Juruha Qisasun Faman Tasaddaqa Bihi Fahuwa Kaffaratun Lahu Wa Man Lam Yahkum Bima 'Anzala ALLahu Fa'ula'ika Humu Az-Zalimuna
 
[[Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka didalamnya (At-Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka (pun) ada kisasnya. Barangsiapa yang melepaskan (hak kisas)nya, maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim. (QS. 5:45]]
 
 
Catatan :
Wa Al-`Ayna Bil-`Ayni [ mata dengan mata ] =====> Tunggal
Al-'Udhuna Bil-'Udhuni  [ telinga dengan telinga ]  =====> Tunggal
 
 
Al-A'raaf [7] ayat 179





Wa Laqad Dhara'na Lijahannama Kathiraan Mina Al-Jinni Wa Al-'Insi Lahum Qulubun La Yafqahuna Biha Wa Lahum 'A`yunun La Yubsiruna Biha Wa  Lahum 'Adhanun La Yasma`una Biha 'Ula'ika Kal'an`ami Bal Hum 'Adallu 'Ula'ika Humu Al-Ghafiluna
 
[[Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai MATA  (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai  TELINGA (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Meraka itulah orang-orang yang lalai. (QS. 7:179)]]
 
Catatan :  
'A`yunun  [mata ]  =====> Jamak
'Adhanun [ telinga ]  =====> Jamak
 
 
Al-A'raaf [7] ayat 195
 
 
 
 
'Alahum 'Arjulun Yamshuna Biha 'Am Lahum 'Aydin Yabtishuna Biha 'Am Lahum 'A`yunun Yubsiruna Biha 'Am Lahum 'Adhanun Yasma`una Biha Quli Ad`u Shuraka'akum Thumma Kiduni Fala Tunžiruni
 
[[Apakah berhala- berhala mempunyai kaki yang dengan itu dapat berjalan, atau mempunyai tangan yang dengan itu ia dapat memegang dengan keras, atau mempunyai mata yang dengan itu ia dapat melihat, atau mempunyai telinga yang dengan itu ia dapat mendengar? Katakanlah: "Panggillah berhala-berhalamu yang kamu jadikan sekutu Allah, kemudian lakukanlah tipu daya (untuk mencelakakan) ku, tanpa memberi tangguh (kepadaku). (QS. 7:195) ]]
 
Catatan :  
'A`yunun  [mata]  =====> Jamak
'Adhanun [telinga]  =====> Jamak
 
 
Menarik untuk diperhatikan bahwa di dalam Al-Qur'an pun menyebutkan kata yang berarti "penglihatan" dan "pendengaran" secara berurutan dalam satu ayat yang sama, tidak kurang dari 12 ayat. "penglihatan" dan "pendengaran" yang mengacu kepada manusia ini selalu di sebutkan "penglihatan" terlebih dahulu kemudian "penglihatan", walaupun ketika menyebutkan "mata" dan "telinga",. 
 
Al-Qur'an menyebutkan "mata" terlebih dahulu kemudian "telinga". Kemudian, walaupun "mata" dan "telinga" disebutkan baik dalam bentuk kata benda tunggal dan jamak bagi keduanya, tidak begitu halnya dengan "penglihatan" dan "pendengaran". "Pendengaran" selalu disebutkan dalam bentuk kata benda tunggal, sedangkan "penglihatan" disebutkan dalam bentuk kata benda jamak. 
 
Al-Baqarah [2] Ayat 7




Khatama ALLahu `Ala Qulubihim Wa `Ala Sam`i him Wa `Ala 'Absarihim Ghishawatun Wa Lahum `Adhabun `Azimun
 
[[Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat. (QS. 2:7)]]
 
Catatan :
Sam`i [Pendengaran]  =====> Tunggal
'Absari [Penglihatan]  =====>Jamak
 
 
Al-Baqarah [2] Ayat 20





Yakadu Al-Barqu Yakhtafu 'Absarahum Kullama 'Ada'a Lahum Mashaw Fihi Wa 'Idha 'Azlama `Alayhim Qamu Wa Law Sha'a ALLahu Ladhahaba Bi sam`ihim Wa 'Absarihim 'Inna ALLaha `Ala Kulli Shay'in Qadirun
 
[[Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu. (QS. 2:20) ]]
 
Catatan :
'Absara/'Absari  [penglihatan] =====> Jamak
 Sam`i  [ Pendengaran =====> Tunggal
 
 
Al-'An`am [6] Ayat 46




Qul 'Ara'aytum 'In 'Akhadha ALLahu Sam`akum Wa 'Absarakum Wa Khatama `Ala Qulubikum Man 'Ilahun Ghayru ALLahi Ya'tikum Bihi Anzur Kayfa Nusarrifu Al-'Ayati Thumma Hum Yasdifuna
 
[[ Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika Allah mencabut pendengaran dan penglihatan serta menutup hatimu, siapakah ilah selain Allah yang kuasa mengembalikannya kepadamu?" Perhatikanlah, bagaimana Kami berkali-kali memperlihatkan tanda-tanda kebesaran (Kami), kemudian mereka tetap berpaling (juga). (QS. 6:46) ]]


Catatan :   
Absara [Pendengaran]  =====> Tunggal
'Khatama  [ Penglihatan  =====> Jamak
 
 
Yunus [10] Ayat 31




Qul Man Yarzuqukum Mina As-Sama'i Wa Al-'Ardi 'Amman Yamliku As-Sam`a Wa Al-'Absara Wa Man Yukhriju Al-Hayya Mina Al-Mayyiti Wa Yukhriju Al-Mayyita Mina Al-Hayyi Wa Man Yudabbiru Al-'Amra Fasayaquluna ALLahu Faqul 'Afala Tattaquna
 
[[Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan , dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan yang mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka menjawab: "Allah". Maka katakanlah: "Mengapa kamu tidak bertaqwa (kepada- Nya)?" (QS. 10:31) ]]
 
Catatan :   
As-Sam`a [Pendengaran]  =====> Tunggal
Al-'Absara [ Penglihatan  =====> Jamak

 
An-Nahl [16] Ayat 78 




 
Wa Allahu 'Akhrajakum Min Butuni 'Ummahatikum La Ta`lamuna Shay'aan Wa Ja`ala Lakumu As-Sam`a Wa Al-'Absara Wa Al-'Af'idata La`allakum Tashkuruna
 
[[Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. (QS. 16:78)]]
 
Catatan :   
Sam`a  [Pendengaran =====> Tunggal
'Absara  [ Penglihatan  =====> Jamak
 
 
An-Nahl [16] Ayat 108
 
 
 
 
'Ula'ika Al-Ladhina Taba`a Allahu `Al Qulubihim Wa Sam`ihim Wa 'Absarihim Wa 'Ula'ika
 
 [[Mereka itulah orang-orang yang hati, pendengaran dan penglihatannya (wa-abshaarihim/ abshari->jamak) telah dikunci mati oleh Allah dan mereka itulah orang-orang yang lalai. (QS. 16:108)]]
 
Catatan : 
Sam`i  [Pendengaran]  =====> Tunggal
'Absari  [ Penglihatan =====> Jamak
 
 
Al-Mu'uminun [23] Ayat 78




Wa Huwa Al-Ladhi 'Ansha'a Lakumu As-Sam`a Wa Al-'Absara Wa Al-'Af'idata Qalilaan Ma Tashkuruna
 
[[Dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur. (QS. 23:78)]]


Catatan : 
As-Sam`a [Pendengaran =====> Tunggal
Al-'Absara  [ Penglihatan  =====> Jamak
 
 
As-Sajdah [32] Ayat 9





Thumma Sawwahu Wa Nafakha Fihi Min Ruhihi Wa Ja`ala Lakumu As-Sam`a Wa Al-'Absara Wa Al-'Af'idata Qalilaan  Ma Tashkuruna
 
[[Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh)nya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur. (QS. 32:9)]]
 
 
Catatan :
As-Sam`a [Pendengaran]  =====> Tunggal
Al-'Absara  [Penglihatan  =====> Jamak
 
 
Fussilat [41] Ayat 20





Hatta 'Idha Ma Ja'uha Shahida `Alayhim Sam`uhum Wa 'Absaruhum Wa Juluduhum Bima Kanu Ya`maluna
 
[[Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan. (QS. 41:20]]


Catatan :   
Sam`u  [Pendengaran]  =====>  Tunggal
'Absaru  [ Penglihatan  =====>  Jamak
 
 
Fussilat [41] Ayat 22


Wa Ma Kuntum Tastatiruna 'An Yash/hada `Alaykum Sam`ukum Wa La 'Absarukum Wa La Juludukum Wa Lakin Zanantum 'Anna ALLaha La Ya`lamu Kathiraan Mimma Ta`maluna
 
[[Kamu sekali-kali tidak dapat bersembunyi dari persaksian pendengaran, penglihatan dan kulitmu terhadapmu bahkan kamu mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan. (QS. 41:22)]]
 
Catatan : 
Sam`u  [Pendengaran]  =====> Tunggal
'Absaru  [ Penglihatan]   =====> Jamak
 
 
Al-'Ahqaf [46] Ayat 26


 
 
 
 
Wa Laqad Makkannahum Fima 'In Makkannakum Fihi Wa Ja`alna Lahum Sam`aan Wa 'Absaraan Wa 'Af'idatan Fama 'Aghna `Anhum Sam`uhum Wa La 'Absaruhum Wa La 'Af'idatuhum Min Shay'in 'Idh Kanu Yajhaduna Bi'ayati ALLahi Wa Haqa Bihim Ma Kanu Bihi Yastahzi'un
 
[[Dan sesungguhnya Kami telah meneguhkan kedudukan mereka dalam hal-hal yang Kami belum pernah meneguhkan kedudukanmu dalam hal itu dan Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan dan hati; tetapi pendengaran, penglihatan dan hati mereka tidak berguna sedikit juapun bagi mereka, karena mereka selalu mengngkari ayat-ayat Allah dan mereka telah diliputi oleh siksa yang dahulu selalu mereka memperolok- olokkannya. (QS. 46:26) ]]
 
Catatan :
Sam`aan/Sam`u [Pendengaran]  =====> Tunggal
'Absaraan/'Absaru [ Penglihatan]   =====> Jamak
 
 
Al-Mulk [67] Ayat 23
 
 
 
Qul Huwa Al-Ladhi 'Ansha'akum Wa Ja`ala Lakumu As-Sam`a Wa Al-'Absara Wa Al-'Af'idata Qalilaan Ma Tashkuruna
 
[[Katakanlah: "Dia-lah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati". (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur. (QS. 67:23)]]
 
Catatan : 
As-Sam`a [Pendengaran]  =====> Tunggal
Al-'Absara [ Penglihatan  =====> Jamak
 
 
Urutan selalu menjadi keistimewaan dan keajaiban Al-Qur'an. Ketika menyebutkan "mata" dan "telinga" secara berurutan dalam satu ayat, "mata" selalu disebutkan terlebih dahulu karena secara-anatomi, mata memang terletak di depan "telinga". 
 
Akan tetapi ketika membicarakan "pendengaran" dan "penglihatan", konteksnya telah berubah bukan lagi sebagai anatomi, akan tetapi menjadi persepsi indera. Persepsi indera diolah oleh "otak-manusia", dan bagian yang mengolah pendengaran" dan "penglihatan manusia adalah bagian "otak" yang berbeda. Dengan ilmu pengetahuan saat ini diketahui bahwa penglihatan di olah oleh bagian occipital lobe otak yang terletak di bagian belakang otak, sedangkan pendengaran di olah oleh bagian temporal lobe yang berada di depan occipital lobe. Jadi secara posisi di dalam otak  "pendengaran" berada di depan "pendengaran". Sesuatu yang telah di isyaratkan 15 abad yang lalu oleh Al-Qur'an dan bersesuaian dengan apa yang ditemukan oleh ilmu pengetahuan di masa sekarang.
 

 
Hal yang menarik lainnya adalah : ketika menyebutkan kata "pendengaran" Al-Qur'an selalu menyebutkannya dalam bentuk kata benda tunggal sam'i, sedangkan "penglihatan" disebutkan Al-Qur'an sebagai kata benda jamak abshaari.
 
Jika ilmu pengetahuan saat ini mengetahui bahwa penglihatan di olah oleh kedua bagian otak baik "otak-kiri" maupun "otak-kanan" sebagaimana yang digambarkan pada gambar di bawah ini, maka lain halnya dengan "pendengaran".
 

 
Tidak seperti penglihatan, otak kiri dan otak kanan mengolah jenis suara yang berbeda.  Pusat pendengaran di "otak-kiri" berfungsi : untuk mengolah suara yang berhubungan dengan komprehensi, pembelajaran dan pemahaman percakapan.. Sedangkan "otak-kanan" mengolah suara yang berhubungan dengan estetika seperti musik.
 
Mengutip artikel dari "http://www.nytimes.com/2004/09/14/science/14ear.html?_r=0", dikatakan bahwa : 
 
"While the idea that the left and right ears are not identical is new, scientists have known for decades that the two sides of the brain sort out sound in different ways. Speech is processed primarily in the left hemisphere of the brain, while music is handled largely by the right, hence the tendency to associate creativity with "right-brain" dominance and analytical thinking with "left-brain" supremacy".
 
Kemudian di akhir artikel yang sama juga di katakan :
 
In other studies, researchers have found that children with hearing loss in the right ear tend to have more problems in school than children who are deaf in the left ear. The new findings suggest that the right ear is critical for learning situations.
 
 
Hal senada di katakan dalam artikel "http://www.eurekalert.org/pub_releases/2004-09/uoc--lar090804.php" sebagai berikut :
 
Scientists have long understood that the auditory regions of the two halves of the brain sort out sound differently. The left side dominates in deciphering speech and other rapidly changing signals, while the right side leads in processing tones and music. Because of how the brain's neural network is organized, the left half of the brain controls the right side of the body, and the left ear is more directly connected to the right side of the brain.
 
 
Selanjutnya pada artikel yang berjudul "Right ear is 'better for hearing' (http://news.bbc.co.uk/2/hi/health/8116321.stm) ketika membahas kesimpulan artikelnya, menuliskan :
 
In conclusion, the researchers said: "Talk into the right ear you send your words into a slightly more amenable part of the brain. These results seem to be consistent with the hypothesised specialisation of right and left hemispheres."
 
"Pendengaran" yang dimaksudkan Al-Qur'an jelas adalah pendengaran untuk mengerti apa yang di sampaikan, mengerti peringatan-peringatan Allah yang diperdengarkan, bukan dalam konteks mendengarkan suara yang sifat estetika seperti musik. "Pendengaran" yang seperti ini di olah oleh satu bagian otak yaitu "otak-kiri". Tidak seperti "penglihatan" yang diolah simultan baik oleh otak-kiri dan otak-kanan, "Pendengaran" dalam kaitannya mengolah "pembelajaran, nasihat dan peringatan", diolah oleh otak bagian kiri.
 
Hal ini diisyaratkan dalam Al-Qur'an dengan menyebutkan "pendengaran" [dalam bentuk kata benda tunggal] dan "penglihatan" [dalam bentuk kata benda jamak]. Sekali lagi, sesuatu yang telah di isyaratkan 15 abad yang lalu oleh Al-Qur'an dan bersesuaian dengan apa yang ditemukan oleh ilmu pengetahuan di masa sekarang.
 
------
 
 
 
BAB II : 
 BAGIAN OTAK YANG MENGERTI PEMBICARAAN MENURUT AL-QUR'AN

Ketika membicarakan mengenai perumpamaan orang-orang yang kafir, Allah menyebutkan di dalam Al-Qur'an bahwa orang-orang yang kafir itu tuli, bisu dan buta.
 
Baik tuli, bisa ataupun buta, dalam hal ini ketiganya terkait dengan persepsi-indera, sebagaimana yang disebutkan dalam Al-baqarah [2] Ayat 18 dan 171 serta Al-An'aam [6] ayat 39. Kaitannya dengan persepsi karena dikatakan di Al-Baqarah [2] ayat 171 bahwa orang-orang kafir itu dikatakan tuli, bisu dan buta karena mereka tidak mengerti atau tidak mampu mengolah tanda-tanda yang Allah berikan ke arah yang benar, menuju jalan Allah.
 
Al-Baqarah [2] Ayat 18
 
 
 
 
Summun Bukmun `Umyun Fahum La Yarji`una
[[Mereka tuli, bisu, dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar), (QS. 2:18)]]
 
 
Al-Baqarah [2] Ayat 171
 
 
 
 
Wa Mathalu Al-Ladhina Kafaru Kamathali Al-Ladhi Yan`iqu Bima La Yasma`u 'Illa Du`a'an WaNida'an Summun Bukmun `Umyun Fahum La Ya`qiluna 
 
[[Dan perumpamaan (orang yang menyeru) orang-orang kafir adalah seperti penggembala yang memanggil binatang yang tidak mendengar selain panggilan dan seruan saja. Mereka tuli, bisu dan buta, maka (oleh sebab itu) mereka tidak mengerti. (QS. 2:171)]]
 

 
 Al-'An`am [6] Ayat 39
 
 
 
 
Wa Al-Ladhina Kadhdhabu Bi'ayatina Summun Wa Bukmun Fi Az-Zulumati Man Yasha'i ALLahu Yudlilhu Wa Man Yasha' Yaj`alhu `Ala Siratin Mustaqimin
 
[[Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami adalah pekak, bisu dan berada dalam gelap gulita. Barangsiapayang dikehendaki Allah (kesesatannya), niscaya disesatkan-Nya. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah (untuk mendapat petunjuk), Niscaya Dia menjadikannya beradadi atas jalan yang lurus. (QS. 6:39)]]
 
 
Tuli, bisu, dan buta dalam kaitannya dengan persepsi selalu di tuliskan berurutan dengan "bisu" di antara " tuli" dan "buta" dengan pengecualian ayat Al-Israa' [17] ayat 97 yang menuliskan "buta, bisu, tuli" karena pada ayat ini tidak mengacu kepada persepsi akan tetapi pada kondisi fisik anatomi sebenarnya yaitu mata yang dibutakan, telinga yang ditulikan dan pita suara di mulut yang dihancurkan.
 
Al-Isra [17] Ayat 97
 
 
 
 
 
Wa Man Yahdi ALLahu Fahuwa Al-Muhtadi Wa Man Yudlil Falan Tajida Lahum 'Awliya'a Min Dunihi  Wa Nahshuruhum Yawma Al-Qiyamati `Ala Wajuhihim `Umyaan Wa Bukmaan Wa Summaan  Ma'wahum Jahannamu Kullama Khabat Zidnahum Sa`iraan
 
[[Dan barangsiapa yang ditunjuki Allah, dialah yang mendapat petunjuk dan barangsiapa yang Dia sesatkan maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penolong-penolong bagi mereka selain dari Dia. Dan Kami akan mengumpulkan mereka pada hari kiamat (diseret) atas muka mereka dalam keadaan buta, bisu dan pekak. Tempat kediaman mereka adalah neraka jahannam. Tiap-tiap kali nyala api jahannam itu akan padam, Kami tambah lagi bagi mereka nyalanya. (QS. 17:97)]]
 
 
Dalam bagian otak, ada beberapa bagian yang berfungsi dalam kaitannya dengan "bukmun" (dumbness). Pada gambar struktur otak di atas terlihat ada yang dinamakan "speech production" dan "languange comprehension /word understanding/ understanding speech or using words/naming sounds and noun".
 
Dari ketiga ayat mengenai "bukmun" di atas, jelas yang dimaksud bukan sekedar "bisu" dalam arti tidak mampu berbicara. Akan tetapi bukmun yang dimaksud adalah ketidak mampuan untuk mengerti apa yang ditangkap oleh "telinga" dan oleh "mata", dengan kata-lain adalah bodoh !!!. Hal ini diperjelas dalam surah An-Nahl [16] ayat 76 dan surah Al-Anfaal [8] ayat 22
 
Bahkan dalam surah Al-Anfaal [8] ayat 22 ditekankan keterkaitan "tuli" dan bukmun dengan dengan "tidak mengerti apapun", karena apa yang dengar oleh telinga dan di interpretasikan oleh pendengaran, tidak dapat dimengerti lebih baik oleh otak.
 
An-Nahl [16] Ayat 76
 
 
 
 
 
 
Wa Daraba Allahu Mathalaan Rajulayni 'Ahaduhuma 'Abkamu La Yaqdiru `Ala Shay'in Wa Huwa Kallun `Ala Mawlahu 'Aynama Yuwajjhhhu La Ya'ti Bikhayrin Hal Yastawi Huwa Wa Man Ya'muru Bil-`Adli Wa Huwa `Al Siratin Mustaqimin
 
[[Dan Allah membuat (pula) perumpamaan: dua orang lelaki yang seorang bisu, tidak dapat berbuat sesuatupun dan dia menjadi beban atas penanggungnya, ke mana saja dia disuruh oleh penanggungnya itu, dia tidak dapat mendatangkan suatu kebajikanpun. Samakah orang itu dengan orang yang menyuruh berbuat keadilan, dan dia berada pula di atas jalan yang lurus?]]
 
 
Al-'Anfal [8] Ayat 22
 
 
 
'Inna Sharra Ad-Dawabbi `Inda ALLahi As-Summu Al-Bukmu Al-Ladhina La Ya`qiluna
[[Sesungguhnya binatang (mahluk) yang seburuk- buruknya pada sisi Allah ialah orang-orang yang Tuli dan Bisu yang tidak mengerti apa-apapun. (QS. 8:22)]]
 
 
Kemudian di dalam Arabic-English Lane's Lexicon, disebutkan ketika menjelaskan arti bukmun sebagaimana yang tunjukkan pada capture-an di bawah ini :
 
 
 
Jadi "bukmun"yang menyebabkan seseorang tidak mampu mengerti masalah atau apa yang disampaikan dan dikatakan orang lain, bukan sekedar "bukmun" yang tidak dapat berbicara, akan tetapi lebih kepada "bukmun" yang tidak mampu mengerti. 
 
Bagian otak yang mengatur "languange comprehension" atau "word understanding" atau "understanding speech or using words" atau "naming sounds and noun" terletak di sebagian temporal dan parietal lobe, yang letaknya di antara pusat pendengaran dan penglihatan, sebagaimana yang diisyaratkan Al-Qur'an.
--

 
 
BAB III :  
 UBUN-UBUN YANG PEMBOHONG DAN PENUH DOSA
 
Pernyataan menarik dikeluarkan oleh Al-Qur'an pada surah Al-Alaq [96] ayat 16, dimana Allah menyatakan : "naashiyatin kaadzibatin khaati-atin".
 
 
 
 
'Ara'ayta 'In Kadhdhaba Wa Tawalla
[[Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu mendustakan dan berpaling? (QS. 96:13)]]

'Alam Ya`lam Bi'anna ALLaha Yara
[[Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya? (QS. 96:14)]]
 
 
 
 
Kalla La'in Lam Yantahi Lanasfa`a Bin-Nasiyahi
[[Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubun-ubunnya, (QS. 96:15)]]
 


Nasiyatin Kadhibatin Khati'ahin 
[[(yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka. (QS. 96:16)]]


Naashiyatin kaadzibatin khaathi-atin
secara literal berarti
ubun-ubun yang pembohong lagi pendosa"
 
 
Naashiyatin [ yang diartikan " ubun-ubun"] memiliki arti bagian puncak kepala di sekitar dahi, biasanya daerah di kepala yang biasanya ditumbuhi dan ditutupi rambut poni, seperti halnya daerah poni pada kuda. Jadi tidak hanya sekedar dahi tetapi juga daerah di kepala bagian depan yang bersinggungan dengan dahi, yang di dalam bahasa indonesia diistilahkan dengan ubun-ubun. Akan tetapi timbul pertanyaaan, apa maksudnya Al-Qur'an menyebutkan "ubun-ubun yang pembohong lagi pendosa" ? Mengapa "ubun-ubun" yang dinyatakan sebagai yang "berbohong" dan juga "berdosa" ?
 
Saat ini di ketahui, dan dapat pula di lihat pada gambar bagian otak di atas, bahwa bagian depan otak atau frontal lobes, yang mana terletak di bagian dalam ubun-ubun, bertanggung jawab mengontrol :

  1.  Perilaku diri ( self-control/behavioural control )
  2.  Berpikir ( higher intellect )
  3.  Mengatur emosi ( emotion control )
  4.  Merencanakan ( planning )
  5.  Mengatur konsentrasi ( concentration )
  6.  Dan mengambil keputusan dan pemecahan masalah ( decision making and problem solving). Dengan kata lain, bagian otak inilah yang menjadikan setiap individu unik dalam segi sifat dan perilaku.

Di dalam artikel http://www.thebrainlabs.com/brain.shtml#frontal dikatakan bahwa :
The frontal lobes in the most forward portion of the brain, just underneath our foreheads. This part of the brain occupies the largest portion of our brain, approximately one-third of the entire brain. The frontal lobes help us to control our thoughts, emotions and actions; they are what make us unique human beings.
 
Jadi jelaslah secara tersirat Al-Qur'an menyatakan bahwa bagian "naashiyah" inilah yang bertanggung jawab untuk segala tindakan dan keputusan yang diambil manusia termasuk di dalamnya tindakan mungkar manusia, sehingga bagi orang kafir dikatakan bahwa naashiyah mereka adalah naashiyah yang pembohong dan pendosa, karena naashiyah itulah yang memutuskan segala tindakan mungkar dan dosa mereka. Dikatakan pula, jika mereka tidak berhenti dari segala tindakan mungkar mereka, Allah akan menarik naashiyah mereka, sehingga mereka tidak mampu lagi berpikir.
 
Pada masa di mana Al-Qur'an diturunkan, sama sekali tidak diketahui mengenai struktur otak. Istilah frontal lobe sama sekali tidak di kenal dan tentu saja jika dikatakan di masa itu istilah " frontal lobe " maka tidak ada yang mengerti. Demikianlah Al-Qur'an menjelaskan dengan bahasa yang dimengerti di masa dia diturunkan dan bersesuaian dengan apa yang ditemukan oleh ilmu pengetahuan di masa sekarang. Lebih lanjut mengenai ini dapat di baca pada METODE PENDETEKSI KEBONGAN (baca)
 
 
-Wallahu a'lam -
 

0 komentar "STURKTUR OTAK MANUSIA", Baca atau Masukkan Komentar

Posting Komentar