Ada sebuah ayat di Kitab Suci umat Islam,
yaitu pada “Surah Al-Ikhlas[112] ayat 4” yang menurutku merupakan
jawaban atas misteri ALLAH . Bunyi ayatnya adalah sebagai berikut :
Walam Yakun Lahu Kufuan ‘Ahadun
[[dan tidak ada
seorang pun yang setara dengan Dia. (QS. 112:4)]]
Lalu dimana letak istimewanya?
Istimewanya adalah bahwa “Al-Quran” merupakan Firman-Allah kepada seluruh
umat manusia. Allah sebagai Sebagai SANG-KHOLIQ ingin mengatakan
secara terus terang kepada semua makhluk- NYA yang bisa berfikir bahwa DIA
tidak ada yang menyamai.
Lalu dimana letak istimewanya?
Istimewanya adalah bawa “Al-Quran” merupakan Firman-Allah kepada seluruh
umat manusia. Allah sebagai Sebagai SANG-KHOLIQ ingin mengatakan secara
terus terang kepada semua makhluk-NYA yang bisa berfikir bahwa DIA
tidak ada yang menyamai.
Selama ini banyak manusia yang stress
atau pusing dalam menemukan hakikat "SANG- KHOLIQ". Banyak
manusia yang dengan kecerdasannya berusaha mencari jawaban manakah yang
terlebih dahulu ada, apakah Ruang (waktu) atau SANG- KHOLIQ . Mereka berfikir
bukankah semua butuh ruang, tak terkecuali SANG KHOLIQ?. Atau mereka
berfikir apakah alam ini ada batas?. Apakah SANG KHOLIQ dibatasi ruang?.
Pikiran-pikiran ini merupakan pikiran yang sia-sia. Mengenai SANG KHOLIQ dan
“Ruang” ,===> silahkan anda di : MATEMATIKA SANG-KHOLIQ (ALLAH) ( Baca )
SANG
KHOLIQ dengan jelas mengatakan bahwa DIA tidak
ada yang menyamai, Maha Mengetahui mengatakan bahwa DIA (sang-Kholiq..red)
adalah satu-satunya (THE ONE ONLY) . Jadi apa yang ada dipikiran
manusia itu berbeda dengan ke-MAHA-TAHU'AN SANG KHOLIQ .
ALLAH memberi arah bagaimana otak manusia
berfikir yang pada dasarnya merupakan pemikiran sebab dan akibat. Inilah
pikiran dasar yang ditanamkan ALLAH kepada manusia agar diri ALLAH
diketahui manusia. Tetapi ALLAH ada dengan cara-NYA sendiri yang
hanya ALLAH sendiri yang memahami-NYA. Cara berfikir tentang ruang dan
waktu itu adalah pikiran rasional Manusia. Sedangkan ALLAH itu
Tidak Rasional. Hanya ALLAH yang tahu diri-NYA, baik dari segi wujud
atau eksistensi-NYA terhadap alam ini.
Konsep "Tidak Ada Yang Setara Dengan DIA
(ALLAH)" menegaskan bahwa sesuatu yang bisa dipikirkan adalah
bukan ALLAH .
Mungkin kita bisa memikirkan bahwa ALLAH
Maha Pengasih dan Penyayang, tetapi itu adalah pikiran dari sifat Ilahi
ALLAH, bukan pikiran wujud ALLAH .
Kesimpulan :
memasukkan Tuhan kedalam pikiran manusia untuk dipikirkan dengan keberadaan ruang dan waktu adalah sia-sia dan bukan jawaban. Karena ALLAH itu tidak ada yang setara dengan DIA. Tidak ada yang setara mengandung arti bahwa dengan memikirkan ALLAH bersama dengan ciptaan-NYA (semisal ruang dan waktu atau melukiskan-NYA) berarti anda berusaha membuat ALLAH setara. Padalah ALLAH sudah mengatakan DIA tidak setara dengan 1 hal pun.Cukup ALLAH yang Tahu.
memasukkan Tuhan kedalam pikiran manusia untuk dipikirkan dengan keberadaan ruang dan waktu adalah sia-sia dan bukan jawaban. Karena ALLAH itu tidak ada yang setara dengan DIA. Tidak ada yang setara mengandung arti bahwa dengan memikirkan ALLAH bersama dengan ciptaan-NYA (semisal ruang dan waktu atau melukiskan-NYA) berarti anda berusaha membuat ALLAH setara. Padalah ALLAH sudah mengatakan DIA tidak setara dengan 1 hal pun.Cukup ALLAH yang Tahu.
Bagaimana dengan ayat yang menceritakan
antara “Nabi Musa a.s“ yang bertemu ALLAH dimana ALLAH memberi petunjuk dengan
sebuah Api?
Al-Qasas [28] Ayat 29-30
Falamma Qada Musa Al-‘Ajala Wa Sara Bi’ahlihi ‘Anasa Min Janibi At-Turi Naraan Qala Li’hlihi Amkuthu ‘Inni ‘Anastu Naraan La’alli ‘Atikum Minha Bikhabarin ‘Aw Jadhwatin Mina An-Nari La’allakum Tastaluna
[[Maka
tatkala Musa telah menyelesaikan waktu yang ditentukan dan dia berangkat dengan
keluarganya, dilihatnya api di lereng gunung ia berkata kepada keluarganya:
"Tunggulah (di sini), sesungguhnya aku melihat api, mudah- mudahan aku
dapat membawa suatu berita kepadamu dari (tempat) api itu atau (membawa)
sesuluh api, agar kamu dapat menghangatkan badan". (QS. 28:29)]]
Falamma ‘Ataha Nudi Min
Shati’i Al-Wadi
Al-‘Aymani Fi Al-Buq’ati Al-Mubarakati Mina Ash-Shajarati ‘An Yaa Muusa 'Inni ‘Ana ALLahu Rabbu Al-‘Alamina
[[Maka tatkala
Musa sampai ke (tempat) api itu, diserulah dia dari (arah) pinggir lembah yang
diberkahi, dari sebatang pohon kayu, yaitu: "Ya Musa, sesungguhnya Aku
adalah Allah, Rabb semesta alam. (QS. 28:30)]]
Di kedua ayat diatas, pertama Allah ingin
memanggil “Nabi Musa a.s” dengan memberikan petunjuk berupa Api, dimana saat
itu “Nabi Musa a.s” mencari Api untuk menghangatkan badan. Kemudian dari
sebatang pohon kayu keluarlah suara yang memanggil nabi Musa, dimana suara itu
ternyata ALLAH.
Disini ALLAH tidak menampakkan
wujudnya, tetapi lewat perantaraan sebuah pohon kayu yang mengeluarkan suara.
Ini memberikan pelajaran bahwa "Konsep Tidak
Ada Yang Setara" membuat Allah memakai perantaraan pohon Kayu.
Konsep diatas membuat SANG KHOLIQ/ALLAH
memakai suara (bukan suara ALLAH tentunya, tetapi suara ciptaan ALLAH). Dengan
cara inilah ALLAH berkomunikasi 2 arah. Sedangkan komunikasi searah adalah
dalam bentuk firman ALLAH. Karena jika ALLAH menampakkan Wujud-NYA
maka hancurlah semua yang ada di langit dan dibumi. Karena jika menampakkan
maka akan mengingkari rumus dari "TIDAK ADA YANG SETARA ".
-Wallahu a'lam-
0 komentar "WUJUD DAN RUPA SANG KHOLIQ (ALLAH) ", Baca atau Masukkan Komentar
Posting Komentar