Mendengar kata Al-Quran, lebah, dan
laba-laba, yang terlintas di pikiran setiap muslim adalah dua surah di dalam
Al-Qur'an, : An-Nahl (lebah) DAN Al-Ankabut
(laba-laba).
Namun sebelum membahas mengenai lebah
maupun laba-laba, terlebih dahulu akan dibahas mengenai ANGKA ENAM.
BAB I : ANGKA ENAM
Pada Tulisana yang berjudul
"ANGKA SEMBILAN BELAS
(19)-PENDETEKSI KEASLIAN AL QURAN (baca)",di
bagian checksum ketujuh
disebutkan bahwa : Ada 29 surah dalam Quran yang di awali dengan
inisial / fawatih, seperti : alif, lam, mim, ra, shad, nun. Dari ke-29
surah tersebut, surah ke-15 dalam daftar ini adalah surah Al-Ankabut
yang merupakan surah ke 29 dalam Quran. Surah ini membagi daftar surah
yang memiliki inisial menjadi 2 bagian, 14 surah sebelum surah ini dan 14
surah setelah surah ini
Surah "Al-Ankabut" dipilih Allah
sebagai surah "penengah" bagi semua surah ber-inisial, tentulah Allah
menyusunnya tidak secara sembarangan, karena seperti yang disebutkan dalam
firman-Nya :
Al-Jinn
[72] Ayat 28
Liya`lama 'An Qad 'Ablaghu Risalati Rabbihim Wa 'Ahata Bima Ladayhim Wa 'Ahsa Kulla Shay'in `Adadaan
[[Supaya Dia mengetahui, bahwa sesungguhnya rasul-rasul
itu telah menyampaikan risalah-risalah Rabbnya, sedang (sebenarnya) ilmu-Nya
meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia
menghitung segala sesuatu satu-persatu. (QS. 72:28)]]
.....dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu
Al-Ankabut
(laba-laba) adalah surah ke 29 dalam Quran. Di surah ini, Allah menyebut
kata "laba-laba" dua kali, dua-duanya
hanya ada pada 1 ayat, yaitu di ayat ke 41. Dari sinilah pembahasan
ini akan berkisar, berfokus pada surah Al-Ankabut.
Al-Ankabut [29] Ayat 41
Mathalu
Al-Ladhina Attakhadhu Min Duni ALLahi 'Awliya'a Kamathali Al-`Ankabuti Attakhadhat
Baytaan Wa 'Inna
'Awhana Al-Buyuti Labaytu Al-`Ankabuti Law Kanu Ya`lamuna
[[Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung- pelindung
selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya
rumah yang paling lemah ialah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui. (QS.
29:41)]]
Beberapa
fakta mengenai Surah Al-Ankabut [29]
ayat 41 ini terkait hubungannya secara matematis adalah sebagai berikut
:
- 29 adalah bilangan prima yang juga merupakan pasangan prima kembar (29,31). sekedar informasi, prima kembar (twin prime) adalah pasangan bilangan prima yang memiliki selisih 2, seperti (3, 5) atau (5, 7) atau (11, 13).
- 41 juga merupakan bilangan prima, dan juga merupakan pasangan prima kembar (41,43).
- 2969 (gabungan no surah : 29 dan banyaknya ayat surah Al-Ankabut : 69) juga merupakan pasangan prima kembar (2969,2971).
- Disini, bilangan yang diapit oleh pasangan prima kembar (29,31), (41,43), (2969,2971)adalah 30, 42, dan 2970
- Baik 30 dan 42 dapat dibagi dengan 6.
- 6 x 5 = 30 dan 6 x 7 = 42, dimana 5 dan 7 adalah bilangan prima dan pasangan prima kembar (5,7) yang bilangan di antaranya adalah 6.
- 2970 pun dapat dibagi 6. Perhatikan 2970 = 6 x 495, dimana 4+9+5 (dari 459) adalah 18 yang merupakan bilangan tengah pasangan prima kembar (17,19) dan dapat dibagi 6 ( 6 x 3 = 18).
terdapat tanda (kebesaran ALLAH) bagi orang-orang yang memikirkan. (QS. 16:69)]]
JADI, ADA APA DENGAN ANGKA 6?? <----------- Disini
19 sebagai parity check atau checksum
pun berperan dalam menjawab pertanyaan ini.
19,
secara geometris, dapat diumpamakan sebagai 19
bola. Apabila 19 bola ini kita susun
dilantai atau bidang datar, maka bentuk yang paling stabil adalah bentuk
segi-enam atau "hexagonal".
Secara definisi bangun, hexagonal dapat
berimpit satu sama lain tanpa ada celah di bidang datar (3 hexagon
bertemu di setiap verteks/titik sudut), sehingga sangat berguna dalam membuat
rangka konstruksi. Di sel-sel di dalam sarang lebah berbentuk hexagonal pun
karena alasan ini dan karena bentuk ini sangat efisien dalam penggunaan ruang
dan material bangunan.
Jadi kita lihat bagaimana Allah mengajarkan
kepada manusia bagaimana mendesign suatu struktur bagunan
yang efisien, rapat dan tahan gempa, sebagaimana lebah
membuat sarangnya terdiri dari kumpulan hexagon-hexagon yang
terintegrasi. Itu pulalah sebabnya mengapa sarang lebah tetap kuat dan stabil
walaupun memperoleh guncangan yang kuat di sekeliling sarangnya.
Khusus mengenai sarang lebah, disebutkan oleh Allah
dalam surat An-Nahl [16] Ayat 68
:
Wa
'Awha Rabbuka 'Ila An-Nahli 'Ani Attakhidhi Mina Al-Jibali Buyutaan Wa Mina Ash-Shajari Wa Mimma Ya`rishuna
[[Dan Rabb mu
mengilhamkan kepada lebah: "Buatlah sarang- sarang di bukit-bukit, di
pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikinmanusia". (QS. 16:68)
]]
Mari kita lihat, bilangan 1668
(dari surah ke 16 ayat 68) merupakan angka tengah dari pasangan
prima kembar (1667, 1669) dan juga merupakan kelipatan6 (6 x 278 = 1668),
dimana 2+7+8 (dari 278) adalah 17 yang merupakan pasangan
prima kembar (17,19) dengan bilangan tengah 18 yang dapat
dibagi 6. Banyak struktur-struktur di alam ini yang
secara natural mengikuti pola heksagonal .
Jadi ayat 41 surat
Al-Ankabut secara tersirat menyampaikan bahwa, dalam membangun
struktur konstruksi , janganlah seperti sarang laba-laba, karena dengan
mengikuti pola sarang laba-laba struktur yang dihasilkan tidak begitu kuat.
Akan tetapi ikutilah pola hexagon sarang lebah, untuk memperoleh
struktur yang stabil dan paling efisien.
Selain itu, terkait dengan angka 6, angka 6 ini merupakan bilangan sempurna pertama. Bilangan sempurna adalah bilangan yang faktor-faktor pembaginya apabila dijumlahkan, akan menghasilkan bilangan itu sendiri. Dalam kasus angka 6, faktor-faktor pembaginya adalah 3,2 dan 1. Apabila tiga angka ini dijumlahkan, menghasilkan 3+2+1=6. Bilangan sempurna kedua adalah 28, yang memiliki faktor pembagi 14,7,4,2,1 dan dimana 14 + 7 + 4 + 2 + 1 adalah 28.
Selain itu, terkait dengan angka 6, angka 6 ini merupakan bilangan sempurna pertama. Bilangan sempurna adalah bilangan yang faktor-faktor pembaginya apabila dijumlahkan, akan menghasilkan bilangan itu sendiri. Dalam kasus angka 6, faktor-faktor pembaginya adalah 3,2 dan 1. Apabila tiga angka ini dijumlahkan, menghasilkan 3+2+1=6. Bilangan sempurna kedua adalah 28, yang memiliki faktor pembagi 14,7,4,2,1 dan dimana 14 + 7 + 4 + 2 + 1 adalah 28.
-------------------------------------
BAB II : AL-QUR’AN
DAN LABA-LABA
Kembali ke surah Al-Ankabut
[29] ayat 41, yang mengatakan:
Mathalu
Al-Ladhina Attakhadhu Min Duni ALLahi 'Awliya'a Kamathali Al-`Ankabuti Attakhadhat
Baytaan Wa 'Inna
'Awhana Al-Buyuti Labaytu Al-`Ankabuti Law Kanu Ya`lamuna
[[Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-
pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya
rumah yang paling lemah ialah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui. (QS.
29:41)]]
Salah satu
karakteristik jaring laba-laba itu sendiri adalah memiliki tingkat kekuatan
(toughness) yang tinggi, sehingga menjadi benchmark atau acuan di dalam
pembuatan serat polimer saat ini. Toughnessdi sini merupakan istilah
material dan metalurgi yang di definisikan kemampuan suatu material untuk
menyerap energi dan berubah bentuk secara plastis dan elastis tanpa retak.Akan
tetapi, dalam Al-Quran dikatakan dalam surah Al-Ankabut
ayat 41 di atas bahwa rumah yang paling lemah adalah rumah
laba-laba.
Beberapa hal yang dapat dijabarkan dari surah Al-Ankabut ayat 41 terkait dengan laba-laba adalah sebagai berikut:
Beberapa hal yang dapat dijabarkan dari surah Al-Ankabut ayat 41 terkait dengan laba-laba adalah sebagai berikut:
1
Penggunaan
kata al-Ankabut" merupakan bentuk
single/tunggal. Bentuk jamaknya adalah "Al-Ankabutat", " Al-Anakib" atau "
al-anakiib". Tidak seperti lebah ( An-Nahl) dan semut (An-Naml) yang di dalam Quran disebutkan
dalam bentuk jamaknya, menandakan lebah dan semut adalah makhluk sosial.
Ilmu pengetahuan
membuktikan bahwa sebagian besar laba-laba memang bukanlah makhluk sosial.
Mereka cenderung menyerang dan memangsa satu sama lain bila hidup berkelompok.
Kalaupun berkelompok, tidak dalam koloni yang besar, tetapi dalam
kelompok-kelompok kecil. Dalam musim kawin, laba-laba betina memangsa laba-laba
jantan di sarangnya setelah melakukan pembuahan. Itulah sebabnya mengapa
industri sutra dari jaring laba-laba mengalami kendala. Tidak seperti ulat bulu
yang dapat dikumpulkan satu tempat, laba-laba harus dipisahkan satu dengan yang
lain agar tidak saling memangsa.
2
Al-Quran
menjelaskan bahwa yang bertugas membangun rumah adalah laba-laba betina.
Penggunaan kata "Al-Ankabut" umumnya merujuk kepada laba-laba
betina. Bentuk jantan dari "Al-Ankabut" adalah "Al-Ankab". Ilmu
pengetahuan membuktikan bahwa yang membangun rumah/sarangl aba-labas ecara
umum adalah laba-laba betina, terutamauntuk
bereproduksi dan menjaga telur-telurnya.
laba-labajantan umumnyamenyusun jaringnyauntukkeperluan menangkap mangsa.
3 Dikatakan
di dalam Al-Qur'an bahwa yang lemah adalah rumahnya, bukan material
pembentuknya. Ayat ini sama sekali tidak menyinggung mengenai jaring laba-laba.
Yang disebutkan adalah rumah laba-laba, yang merupakan hasil konstruksi dan
arsitekturnya, bukan bahan pembuat konstruksi itu sendiri. Seseorang mungkin
dapat membuat rumah dari bahan baja atau bahan lain dengan kualitas nomor satu,
akan tetapi jika konstruksi dan arsitekturnya lemah, maka rumah tersebut tidak
akan mampu melindungi penghuni rumah tersebut. Sama halnya dengan laba-laba,
rumahnya yang juga berfungsi sebagai perangkap bagi mangsa-mangsanya, ternyata
tidak mampu memberikan ketenangan bagi laba-laba. Tidak mampu melindungi-nya
dari panas, hujan dan bahkan mungkin musuh-musuhnya. Beberapa laba-laba
terpaksa tinggal di pinggiran sarangnya, bahkan di tempat lain yang bukan
sarangnya untuk berlindung. Rumah yang tidak mampu memberikan rasa aman bagi
penghuninya inilah yang dikatakan rumah yang lemah. Dan rumah yang paling
lemah, yang paling gampang dihancurkan adalah rumah yang dibangun oleh
laba-laba, walaupun pada kenyataannya jaring-jaring yang membentuk rumah
tersebut dikatakan salah satu bahan yang memiliki toughness yang tinggi.
4 "Awhana buyuti" dalam ayat di atas, selain berarti "rumah yang paling rapuh" juga berarti
"rumah yang paling tipis ". " Awhana [dapat berarti rapuh dan dapat berarti tipis].
Fakta bahwa rumah laba-laba terbuat dari bahan yang sangat tipis, terlepas juga
merupakan bahan yang paling kuat, dijabarkan oleh ilmu pengetahuan sekarang,
membuat rumah laba-laba sebagai salah satu rumah tertipis yang ada di bumi.
Jadi tidak ada pertentangan antara
Al-Quran dengan ilmu pengetahuan, karena ilmu pengetahuan datangnya dari Allah,
Rabb pencipta segala sesuatu, yang menurunkan Al-Quran dengan ilmu.
-------------------------------------
BAB III : AL-QUR’AN
DAN LEBAH
Setelah membahas laba-laba, kini kita
beralih ke surahAn-Nahl [16] ayat 68-69 yang memiliki redaksi
lengkap :
Wa
'Awha Rabbuka 'Ila An-Nahli 'Ani Attakhidhi Mina Al-Jibali Buyutaan Wa Mina Ash-Shajari Wa Mimma Ya`rishuna
[[Dan Rabb mu
mengilhamkan kepada lebah: "Buatlah sarang- sarang di bukit-bukit, di
pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikinmanusia". (QS. 16:68)
]]
Thumma Kuli Min Kulli Ath-Thamarati Fasluki Subula Rabbiki Dhululaan Yakhruju Min Butuniha Sharabun Mukhtalifun 'Alwanuhu Fihi Shifa'un Lilnnasi 'Inna Fi Dhalika La'ayatan Liqawmin Yatafakkaruna
[[kemudian
makanlah dari tiap-tiap
(macam) buah-buahan dan
tempuhlah jalan
Rabbmu yang telah dimudahkan
(bagimu). Dari perut
lebah itu keluar minuman
(madu) yang bermacam-macam
warnanya, di
dalamnya terdapat obat yang
menyembuhkan bagi manusia.
Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar
terdapat tanda (kebesaran
ALLAH)
bagi orang-orang yang memikirkan. (QS.
16:69)]]
1
Penggunaan kata Nahl
untuk menyebutkan lebah dalam Al-Qur'an, menggunakan bentuk jamak, dimana Al-Qur'an
mengindikasikan bahwa lebah adalah makhluk sosial yang hidup berkelompok.
2 Kata-kata
yang dalam huruf miring yang digarisbawahi dalam kutipan ayat di atas, dalam
bentuk arabnya merupakan kata kerja feminin, artinya menunjukkan bahwa
pekerjaan-pekerjaan yang disebutkan di atas dilakukan oleh lebah-lebah betina.
Ilmu pengetahuan saat ini menyatakan bahwa pekerjaan membuat sarang, mengurus
sarang, mencari makanan dilakukan oleh lebah-lebah betina yang steril (mandul)
atau lebah pekerja. Lebah-lebah jantan tinggal di sarang dan bertugas membuahi
Ratu lebah.
3 Madu
bermacam-macam warnanya, tergantung sumber dari mana madu tersebut di ambil
oleh lebah pekerja. Terkait dengan kalimat dalam dalam Al-Qur'an "makanlah
dari setiap buah-buahan", kata "kulli" dapat berarti
"setiap" atau "semua". Bukan berarti semua jenis
buah-buahan diperintahkan kepada lebah untuk dimakan. Pada surat Al-Naml (27)
ayat 23, disebutkan mengenai ratu Saba' "... dan dia dianugerahi segala
sesuatu ( kulli syayin )". Disini "kulli syayin" bukan berarti
semua yang ada di bumi, akan tetapi berartisemua yang sang ratu Saba' butuhkan.
Begitu pula "kulli" dalam surah An-Nahl ayat 69 ini, berarti semua
buah yang dibutuhkan oleh lebah. "Tsamarat" yang di artikan buah
disini, memiliki arti yang lebih luas daripada buah seperti apel, pisang,
jeruk, dan lain-lain. Untuk buah-buah seperti ini, yang mengandung konteks buah
yang dimakan manusia, Al-Qur'an menggunakan istilah "fawkiha" seperti
yang digunakan di ayat 23:19, 36:57, 55:11, 55:68, 52:22, 56:20, 56:32, 55:52,
77:42, 80:31, dan lain-lain. Dalam konteks ini, "tsamarat" lebih
kepada "buah" atau apa yang dihasilkan dari bunga. Termasuk di
dalamnya pula nektar dan pollen,karena nektar dan pollen ini juga merupakan
"buah" dari bunga (sesuatu yang dihasilkan oleh bunga). Di bawah
adalah foto dari lebah yang memakan anggur
4 "Di
dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia", karena madu merupakan salah satu makanan yang
mengandung banyak nutrisi dan antioksidan bagi manusia. (http://id.wikipedia.org/wiki/Madu)
Nilai
nutrisi per 100 g (3.5 oz)
|
|
1,272 kJ (304 kcal)
|
|
82.4 g
|
|
-
Gula
|
82.12 g
|
0.2 g
|
|
0 g
|
|
0.3 g
|
|
17.10 g
|
|
0.038 mg (3%)
|
|
0.121 mg (1%)
|
|
Asam Pantothenat
(B5)
|
0.068 mg (1%)
|
0.024 mg (2%)
|
|
Folat (Vit. B9)
|
2 µg (1%)
|
0.5 mg (1%)
|
|
6 mg (1%)
|
|
0.42 mg (3%)
|
|
2 mg (1%)
|
|
4 mg (1%)
|
|
52 mg (1%)
|
|
4 mg (0%)
|
|
0.22 mg (2%)
|
|
Shown
is for 100 g, roughly 5 tbsp.
Persentase merujuk kepada rekomendasi Amerika Serikat untuk dewasa. Sumber: Data Nutrisi USDA |
Thumma Kuli Min Kulli Ath-Thamarati Fasluki Subula Rabbiki Dhululaan Yakhruju Min Butuniha Sharabun Mukhtalifun 'Alwanuhu Fihi Shifa'un Lilnnasi 'Inna Fi Dhalika La'ayatan Liqawmin Yatafakkaruna
[[kemudian makanlah dari tiap-tiap
(macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Rabbmu yang telah dimudahkan (bagimu).
Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di
dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran ALLAH) bagi
orang-orang yang memikirkan. (QS. 16:69)]]
-Wallahu a'lam-
0 komentar "AL-QUR'AN : ENAM, LEBAH DAN LABA-LABA", Baca atau Masukkan Komentar
Posting Komentar