INFORMASI PEMBENTUKAN MINYAK BUMI




(ilustrasi)
 
Minyak-mentah atau minyak-bumi terbentuk akibat adanya percampuran dari berbagai hidrokarbon dengan mineral seperti sulfur dalam tekanan yang ekstrim.
 
Saat ini telah diketahui bahwa sebagian besar, jika tidak dapat dikatakan semua, Minyak-mentah ini berasal dari bahan-bahan organik seperti binatang-binatang kecil dan tumbuh-tumbuhan yang mati dan terkubur di dasar laut jutaan tahun yang lalu, melalui proses peruraian dan pencampuran dengan pasir dan lumpur ditambah dengan tekanan yang tinggi..
Walaupun fakta tentang pembentukan minyak dari bahan organik ini baru diketahui satu-dua abad ini, namun ternyata hal ini telah disebutkan di dalam Al-Qur'an 15 abad yang lalu di surah Al-A'la [87] ayat 1 s/d 5:
 
 
 
 
 
Sabbihi Asma Rabbika Al-'A`la
[[Sucikanlah nama Rabbmu Yang PalingTinggi, (QS. 87:1)]]
 
 
 
 
 
 
Al-Ladhi Khalaqa Fasawwa
[[yang menciptakan,dan menyempurnakan(penciptaan-Nya). (QS. 87:2)]]
 
 
 
 
 
 
Wa Al-Ladhi Qaddara Fahada
[[dan yang menentukan kadar (masing- masing) dan memberi petunjuk. (QS. 87:3)]]
 
 
 
 
 
 
Wa Al-Ladhi 'Akhraja Al-Mar`a
[[dan yang menumbuhkan rumput- rumputan (QS. 87:4)]]
 
 
 
 
 
 
Faja`alahu Ghutha'an 'Ahwa
[[lalu dijadikan-Nya rumput-rumputan itu kering kehitam-hitaman. (QS. 87:5)]]
 
 
Di ayat ke-4 Al-Qur'an menggunakan Al-Mar`a , yang mana menurut Arabic-English Lane's Lexicon dapat berarti [padang rumput (pasture) maupun tumbuh-tumbuhan jenis rumput-rumputan (herbage)].
 
Jika dalam Al-Qur'an pepohonan [adalah syajarata], dan Tumbuh-tumbuhan [secara umum dikatakan dengan nabata], 
 
Maka di ayat ke-4 ini Al-Qur'an menggunakan kata Al-Mar`a yang =====> mengacu kepada subtansi-organik ataupun tumbuh-tumbuhan jenis rumput-rumputan (termasuk pula dalam kategori Al-Mar`a ini tumbuh-tumbuhan air seperti ganggang/alga dan hydrilla ).
 
 (ilustrasi)
 
Al-Mar`a ini juga =====> mengacu kepada tumbuh-tumbuhan di periode awal bumi , sebagaimana ketika Allah menceritakan mengenai penciptaan Alam-Semesta dan Bumi di surah An-Naazi'aat [79] , yang di bahas dalam tulisan "BUMI TERCIPTA LEBIH DAHULU DARIPADA LANGIT (baca)".

Kemudian di Ayat ke 5 dikatakan
 
"faja'alahu ghutsaa-an ahwa"
kata-per-kata-nya adalah :
"kemudian dijadikan-Nya itu ghutsaa-an ahwa".
 
 
Ghutsaa-an menurut Arabic-English Lane's Lexicon berarti "the rubbish or small rubbish, or particle of things, or refuse and scum and rotten leaves mixed with the scum, borne upon surface of a torrent" ======> TERJEMAHAN : kumpulan partikel, sampah ataupun daun-daun busuk yang tercampur dengan sampah tersebut, yang mengalir dengan sangat deras (torrent), sementara ahwaa berarti "gelap", menjadi berwarna hitam kehijau-hijauan
 
 
 
Dari ayat ke-4 dan ke 5 surah Al-A'la [87] diatas terlihat bagaimana Allah menjelaskan bahwa Subtansi-Organik dalam hal ini Al-Mar'a ketika mati dijadikan Allah bercampur menjadi suatu cairan yang mengalir dan berwarna Hitam-Gelap [ahwaa], yang kita kenal dengan sebutan Minyak-Bumi.
 
"Ahwaa" digunakan disini, bukannya kata “Aswad” [yang berarti "hitam"], mengindikasikan adanya penumpukan yang banyak dari ghutsaa-an sehingga warnanya menjadi gelap hitam dengan sedikit kehijau-hijauan (definisi berdasarkan Arabic-English Lane's Lexicon halaman 661 ).
 
Empat sifat minyak bumi yang diketahui surah Al-A'la [87] ayat 4-5 di atas yaitu :
  • Berasal dari bahan organik dan mengalami proses pembusukan
  • Mengalir dengan sangat deras seperti banjir
  • Berwarna gelap kehitam-hitaman akibat penumpukan yang lama
  • Terbentuk di periode bumi awal. Al-mar'a sebagai kata benda hanya digunakan dua kali dalam Al-Qur'an. Satu di surah Al-A'la [87] ayat 4 ini, yang kedua adalah di surah An-Naazi'aat [79] ayat 31 ketika mengisahkan tentang pembentukan awal alam semesta dan bumi [[BUMI TERCIPTA LEBIH DAHULU DARIPADA LANGIT (baca)"]]
Menurut http://www.petroleum.co.uk/formation/, minyak-bumi hanya terbentuk dalam suhu dan tekanan (tinggi) tertentu, dimana apabila suhunya terlalu rendah akan mengakibatkan bakal minyak-bumitersebut memadat, dan apabila suhunya terlalu tinggi (diatas 232.22 0C) akan mengakibatkan tidak dapat terbentuknya minyak bumi. namun sebagaimanya yang telah dijelaskan di ayat 2-3, bahwa minyak-bumi terbentuk karena Allah-lah yang menciptakan, menyempurnakan, menentukan kadar dan mengarahkan, dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu.
 
Al-Jinn [72] Ayat 28
 
 
 
Liya`lama 'An Qad 'Ablaghu Risslati Rabbihim Wa 'Ahata Bima Ladayhim Wa 'Ahsa Kulla Shay'in `Adadaan
 
[[Supaya Dia mengetahui, bahwa sesungguhnya rasul-rasul itu telah menyampaikan risalah-risalah Rabbnya, sedang (sebenarnya) ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu-persatu. (QS. 72:28)]]
 
 
-Wallahu a'lam-
 

0 komentar "INFORMASI PEMBENTUKAN MINYAK BUMI", Baca atau Masukkan Komentar

Posting Komentar