INFORMASI PEMBENTUKAN SPERMA








Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama, yang juga telah disinggung di beberapa postingan sebelumnya, bahwa agama dan ilmu pengetahuan tidaklah boleh bertentangan, karena kedua-duanya berasal dari Tuhan. Dengan demikian, pernyataan di dalam suatu kitab suci tidaklah boleh ada yang tidak sesuai dengan ilmu pasti alam, apalagi untuk sesuatu yang kevalidannya telah dibuktikan dengan ilmu pengetahuan saat ini, dan bukan merupakan hipotesa. Al-Qur'an sebagai kitab suci pun diuji dengan hal yang demikian. Salah satu ayat yang menjadi ujian adalah surah Ath-Thaariq [86] ayat 5-7 sebagai berikut :
 

 Falyanzuri Al-'Insanu Mimma Khuliqa
[[Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan? (QS. 86:5)]]





Khuliqa Min Ma'in Dafiqin
[[Dia diciptakan dari air yang terpancar, (QS. 86:6)]]
 




Yakhruju Min Bayni As-Sulbi Wa At-Tara'ibi
[[yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan. (QS. 86:7)]]
Sebagian ada yang mempersoalkan pernyataan Al-Qur'an di atas, "Bagaimana mungkin sperma atau air mani di ciptakan di antara tulang sulbi (belakang) dan tulang dada? Padahal saat ini diketahui bahwa sperma terbentuk di testikel seorang pria". Berarti pernyataan Al-Qur'an di atas membuktikan bahwa Al-Qur'an tidak bersesuaian dengan ilmu
Menyikapi pernyataan tersebut dan juga dalam menafsirkan ketiga ayat surah Ath-Thaariq di atas, kita perlu memperhatikan beberapa hal, yaitu :
  • Tidak ada di redaksi ketiga ayat di atas yang menyebut-nyebut tentang sperma . Di ayat-6 dikatakan mengenai maain [air] , dan tidak ada yang menyatakan mengenai nutfahatau [tetes air-mani] ataupun maniyyin [atau air-mani].   Padahal di ayat-ayat yang lain Al-Qur'an menggunakan kata nutfah atau maniyyin yang mengacu kepada air-mani ataupun sperma yang akan di jelaskan di bagian akhir postingan ini. Akan tetapi dalam ayat ini yang digunakan adalah kata maain [yang berarti air].
  • Jika Shulbi dalam bahasa arab merupakan kata benda bentuk tunggal-maskulin, maka Tara-ib (jamak) merupakan salah satu kata di dalam Al-Qur'an yang tergolong berbeda atau tidak lazim digunakan pada masa Al-qur'an diturunkan  sebagaimana kata dahaha yang dijelaskan di dalam Tulisan HAMPARAN BUMI MENURUT AL-QUR'AN (baca). Menurut Arabic-English Lane's Lexicon mengenai kata Tara-ib ini menyatakan Tara-ib relates to males and females in common, but most of authors on strange words affirm decidedly that it is peculiar to women". Yang perlu di perhatikan adalah secara bahasa disepakati bahwa Tara-ib itu sendiri merupakan kata benda yang bersifat feminin, yang berarti mengacu kepada perempuan, walaupun sebagai kata yang tidak lazim digunakan, maka dapat mengacu pula kepada laki-laki.
  • Tara-ib [ secara literal memiliki arti lengkungan tulang-tulang atau tulang-tulang yang melengkung (arch of bones)] sehingga banyak yang menyamakan dan mengasosiasikan Tara-ib [sebagai tulang dada atau tulang rusuk (rib cage)]. Namun secara anatomi manusia, definisi tara-ib ini pun dapat pula mengacu kepada lengkungan tulang panggul (arch of pelvis
Sekarang mari kita fokus kepada ayat ke-7 di atas. Dikatakan bahwa air yang disebutkan di ayat 6, mengalir atau memancar dari antara Shulb. Tulang belakang manusia memanjang mulai dari otak sampai dengan tulang-ekor (coccyx).



Sperma memang dihasilkan di testis , namun dalam proses ejakulasi, air-mani yang memancar tidak hanya terdiri dari sperma. Faktanya :
  • bahkan kandungan sperma dalam air-mani yang terpancar hanya sekitar 2-5% dari seluruh volume air-mani tersebut.
  • Justru kandungan air-mani terbanyak, sekitar 65-75% kandungan air-mani, di buat di bagian yang dinamakan seminal vesicle dan
  • sekitar 25-30% di buat di kelenjar-prostat [ prostate gland ], dan
  • air-mani atau semen disimpan di sini sampai saatnya terjadi ejakulasi. Jadi, air-mani terpancar saat ejakulasi dari daerah seminal vesicle dan kelenjar prostat, bukan dari testis.

 

Yang menarik untuk diperhatikan adalah dari gambar di atas terlihat posisi seminal vesicle, yang merupakan penyumbang tebesar komposisi air-mani atau semen, beserta posisi kelenjar prostat adalah di dekat tulang ekor yang merupakan bagian dari tulang belakang ( shulbi), sebagaimana yang disebutkan di ayat 7 surah Ath-Thaariq di atas. 
 
Dengan menganggap tara-ib, yang [berarti lengkungan tulang panggul] , dalam ayat di atas mengacu kepada kata benda maskulin , lebih memperjelas posisi seminal vesicle dan kelenjar prostat ini, yaitu di daerah antara tulang belakang ( shulbi - dalam hal ini tulang ekor) dan lengkungan tulang panggul (pelvis arch / tara-ib).
 
Al-Qur'an telah mampu menjelaskan sesuatu yang mana tidak dapat dijelaskan 15 abad yang lalu dan baru dapat dibuktikan di masa sekarang.
 
Kata tara-ib [ kata benda feminin ] sebagaimana kebanyakan orang menafsirkan ayat ini, seperti yang telah diuraikan oleh Arabic-English Lane's Lexicon mengenai kata tara-ib, maka hal ini pun tidak membuat Al-Qur'an bertentangan dengan ilmu. Apabila air yang memancar dari laki-laki keluar dari kelenjar prostat yang terletak di dekat shulbi , maka air yang memancar dari wanita keluar dari ovarium yang terletak di daerah otot sekitar lengkungan tulang panggul (arch of pelvis ). Ovarium ini menghasilkan sel-telur (ovum) yang juga berisi cairan ooplasm yang juga dilapisi cairan-cairan lain yang mendukung kelangsungan sel telur itu sendiri.
 
Ketika kedua cairan ini bertemu, yaitu dua jenis cairan yang keluar dari antara organ di sekitar tulang belakang laki-laki (baca: kelenjar prostat) dan organ di sekitar lengkungan tulang panggul perempuan (baca : ovarium ), maka pembuahan yang menjadi cikal-bakal manusia dapat terjadi. Sekali lagi, interpretasi yang berbeda tetap membuktikan bahwa Al-Qur'an telah mampu menjelaskan sesuatu yang mana tidak dapat dijelaskan 15 abad yang lalu dan baru dapat dibuktikan di masa sekarang.

Tidaklah mungkin Al-Qur'an secara gamblang menyatakan bahwa air mani dipancarkan dari kelenjar prostat dan sel telur dipancarkan dari ovarium. Kedua istilah itu, jangankan di kenal dan didengar pada masa 15 abad yang lalu, terpikirkan saja mungkin tidak. Bahasa dan pemilihan kata selalu menjadi mukzijat Al-Qur'an dari masa dahulu, masa sekarang, dan masa yang akan datang.
 
Gaya bahasa Al-Qur'an yang singkat namun mampu memberikan begitu banyak informasi mengenai ilmu menunjukkan bahwasanya Al-Qur'an dan ilmu bersumber dari dzat yang sama, Allah Yang Maha Agung. Surah Ath-Thaariq ini sendiri hanya terdiri dari 17 ayat pendek, akan tetapi mampu mengungkapkan banyak hal. Pesan moral, informasi tentang lubang hitam dan pulsar sebagaimana dijelaskan di dalam postingan "INFORMASI KEBERADAAN BLACK HOLE DAN PULSAR (baca), dan juga embriology sebagaimana di jelaskan di atas, semuanya dijelaskan dalam bahasa yang singkat, padat, dengan gaya bahasa yang sopan, indah dan sempurna. Hanya Al-Qur'an, kitab suci yang terpelihara, yang mampu menyatakan demikian.
 

Selanjutnya mari kita lihat surah Al-Insan [76] ayat 2 :
 




'Inna Khalaqna Al-'Insana Min Nutfatin 'Amshajin Nabtalihi Faja`alnahu Sami`aan Basiraan

[[Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karenaitu Kami jadikan dia mendengar dan melihat. (QS. 76:2)]]
   


Perhatikan bagaimana secara gamblang Al-Qur'an menggambarkan bahwa semen (mani) merupakan campuran. Nuthfatin amsyaajin berarti secara literal berarti setetes mani (nuthfatin) yang (merupakan/bagian dari) suatu campuran (amsyaajin). Dengan ilmu pengetahuan di buktikan bahwa air mani memang merupakan campuran dari sperma dan senyawa-senyawa lain yang mendukung kelangsungan hidup sperma tersebut. Tidak hanya itu, perhatikan surah Al-Qiyamah [75] ayat 36-37 :





'Ayahsabu Al-'Insanu 'An Yutraka Sudaan
[[Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban)? (QS. 75:36)]]
 
 



'Alam Yaku Nutfatan Min Maniyin Yumna
[[Bukankah dia dahulu dari setetes mani yang ditumpahkan, (QS. 75:37)]]


Pada ayat di atas, nuthfah dibedakan dari mani. Dikatakan secara spesifik bahwa manusia tercipta dari nuthfah yang berasal dari maniyyin, setetes mani dari seluruh semen yang dikeluarkan. Ya, Al-Qur'an 15-abad yang lalu telah menyatakan bahwa hanya setetes mani dari seluruh mani yang dipancarkan yang akan membuahi sel telur dan menjadi manusia. Sesuatu yang baru diketahui dan dibuktikan kebenarannya berabad-abad setelah Al-Qur'an diturunkan.



~wallahu a'lam~
 

0 komentar "INFORMASI PEMBENTUKAN SPERMA ", Baca atau Masukkan Komentar

Posting Komentar