"Ada pertentangan dalam Al-Qur'an,
pertentangan mengenai waktu", Orang yang membaca Al-Hajj ayat 47,
As-Sajadah [32]
ayat 5 serta Al-Ma'aarij ayat 4 mungkin akan berpikir demikian. Ada
ketidak-konsistenan yang ditunjukkan dari ketiga ayat ini". Tiga ayat yang
dimaksud tersebut memiliki redaksi terjemahan sebagai berikut :
[Qs.32:5]
Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian
(urusan) itu naik kepadaNya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun
menurut perhitunganmu
|
[Qs.70:4] Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada
Rabb dalam sehari
yang kadarnya limapuluh ribu tahun
|
[Qs.22:47] Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan,
padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari disisi ('inda) Rabbmu adalah seperti
seribu tahun menurut perhitunganmu.
|
Sementara ayat Qs.22:47 dan Qs.32:5 menyatakan bahwa satu hari
adalah sama dengan 1000 tahun, di ayat Qs.70:4 menyatakan bahwa satu hari sama dengan 50 ribu tahun. Jadi, mana
yang benar, satu hari = 1000 tahun atau satu hari = 50 ribu tahun?
---------------------------------
BAHAGIAN 1 : "RELAVITAS DAN KECEPATAN"
Jika perhatikan dengan baik-baik ketiga
ayat di atas, kita melihat bahwa ketiga ayat tersebut membahas dua hal yang
berbeda, tidak ada pertentangan dalam ketiga ayat di atas. ketiganya
menggambarkan kadar hari untuk tujuan yang berbeda-beda.
@ Qs.32:5 dan Qs.70:4 dengan jelas menggunakan kadar hari tersebut
sebagai pengganti kecepatan, sedangkan Qs.22:47 menggunakan kadar hari BUKAN sebagai ukuran kecepatan,
tetapi sebagai suatu relativitas waktu.
@ Pada
Qs.32:5, dengan jelas Allah menegaskan bahwa "urusan" (yang
dibawa oleh malaikat) naik kepadaNya dengan kecepatan yang digambarkan
sebagai satu hari bagi sang urusan yang seperti seribu tahun menurut
perhitungan manusia, yang berarti urusan tersebut dibawa dengan sangat
cepat.
@ Pada
Qs.70:4, objeknya adalah Malaikat, dimana mereka ketika menghadap Allah,
kecepatan mereka adalah satu hari seperti lima puluh ribu tahun. Dibawah juga
akan dibahas bagaimana ayat dalam surah ini menyatakan relativitas, selain
menyatakan kecepatan.
Dari
sini timbul pertanyaan lagi, kalau demikian, dimana surah 32 ayat 5 dan surah
70 ayat 4 dikatakan mengindikasikan kecepatan malaikat, mengapa dalam hal ini
kecepatan malaikat berbeda?? di ayat yang satu di katakan dengan kecepatan
sehari seperti seribu tahun, di ayat yang lain dikatakan sehari seperti lima
puluh ribu tahun ?
----------------
BAHAGIAN 2 : Surah 32 ayat 5 : "Urusan Yang Dibawa Dengan Kecepatan-Cahaya"
Pertama kita lihat surah 32 ayat 5.
Melalui perhitungan matematika yang panjang, berdasarkan fakta yang diperoleh dengan
ilmu pengetahuan saat ini, dapat dibuktikan bahwa surah surah 32 ayat 5.
ini menjelaskan mengenai "Kecepatan-Cahaya". Kata kunci yang diungkapkan Allah
pada ayat ini adalah "menurut perhitunganmu"
[mimmaa ta'udduuna].
Urusan, di bawa malaikat, dengan suatu
kecepatan dimana apabila dengan kecepatan tersebut ditempuh dalam waktu satu
hari, akan sama dengan seribu tahun "menurut
perhitunganmu".
"Menurut
perhitunganmu" disini dilihat kembali dari bagaimana
orang-orang Arab pada saat Al-Qur'an ini di turunkan menghitung tahun. Hal ini
juga di jelaskan oleh Allah di ayat yang lain :
[Qs.10:5] Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan
bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan
(waktu)...
|
[Qs.9:36]
Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah
adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan
langit dan bumi ...
|
Lihat bagaimana Allah menegaskan bahwa Allah menjadikan bulan berfase-fase (manzilah) agar kita
mengetahui “bilangan tahun” dan "perhitungan".
Jadi jelas "menurut perhitunganmu"
disini adalah perhitungan tahun dengan melihat pergerakan bulan, dimana satu
tahun lamanya adalah 12 kali bulan berrevolusi mengelilingi bumi.
Demikianlah
ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi (Ayat ini juga
bermaksud mengoreksi kaum Yahudi yang selalu menambahkan bulan ketiga belas
dalam satu tahun setiap beberapa tahun sekali).
Disini kita akan
sedikit berhitung, bagaimana surah As-Sajadah ayat 5 ini menyatakan bahwa apabila suatu benda bergerak dengan kecepatan
cahaya selama satu hari, akan menempuh jarak yang sama dengan jarak yang
ditempuh bulan dalam mengitari bumi sebanyak 12000 kali (yang setara dengan
1000 tahun perhitungan bulan, sesuai dengan surah Yunus [10] ayat 5
bahwa manzilah bulan dijadikan agar manusia mengetahui bilangan tahun dan
perhitungan.
Asumsi ayat As-Sajadah [32] ayat 5
menjelaskan mengenai kecepatan cahaya, sehingga harus dibuktikan bahwa jarak
yang ditempuh oleh malaikat ketika membawa urusan tersebut dalam satu hari,
adalah sama dengan jarak yang ditempuh oleh bulan dalam waktu seribu tahun,
mengingat perhitungan tahun orang-orang Arab pada waktu ayat ini diturunkan
sampai sekarang digunakan oleh umat muslim adalah perhitungan bulan.
Rumus dasar jarak tempuh adalah
kecepatan dikalikan dengan waktu. Misalkan kecepatan malaikat = C, waktu tempuh malaikat adalah t = 1 hari, jarak tempuh bulan selama satu periode
(satu bulan) adalah L dan seribu tahun
adalah yang mana satu tahunnya ada 12 bulan, maka dapat dirumuskan :
C. t =
12000 x L .... (a)
- Kecepatan cahaya yang saat ini diketahui = 299792.458 km/detik
- Waktu sinodik penanggalan bulan adalah 29.530589 hari
- Waktu orbit sebenarnya (sidereal) bulan (mempertimbangkan pergerakan bumi dan bulan terhadap matahari, waktu pengamatan objek relatif terhadap bintang-bintang yang jauh -- lihat gambar di bawah ) adalah 27.321582 hari
- Rata-rata radius orbit bulan adalah 384399 km (R)
- Waktu sinodik satu hari bumi adalah 24 jam atau 86400 detik (s)
- Waktu sidereal (waktu yang sebenarnya) rotasi bumi adalah 23 jam 56 menit 4.100 detik atau 86164.1 detik (= t)
Catatan
:
Nilai sinodik (berdasarkan pengamatan dari Bumi) di
atas hanya sebagai gambaran saja, dan dalam perhitungan berikut yang
digunakan adalah waktu sidereal-nya. Referensi angka di atas dapat dicari
dari berbagai sumber baik melalui buku-buku sains mengenai tata surya maupun
di internet.
|
Dari rumus (a)
di atas, mengingat L adalah jarak
yang ditempuh bulan dalam waktu satu kali revolusi, mengingat pergerakan bulan
juga dipengaruhi oleh pergerakan bumi dalam mengelilingi matahari, oleh karena
itu :
L = T . V. Cos θ .. .. (b)
Dimana :
- V adalah kecepatan rata-rata bulan mengelilingi bumi
- T adalah waktu tempuh bulan mengelilingi bumi
- Adalah Sudut Relatif Orbit terhadap Matahari dalam Revolusi mengelilingi Bumi dengan Memperhitungkan bulan bersama-sama bumi mengelilingi matahari (dalam waktu sebenarnya/sideral). Dalam hal ini V dikalikan Cos θ di karenakan walaupun kecepatan bulan relatif terhadap bumi, akan tetapi kecepatan bulan ini di pengaruhi oleh gaya Gravitasi matahari. Cos θ memberikan kecepatan terhadap bumi ke arah bintang-bintang yang jauh tanpa dipengaruhi gaya tarik gravitasi matahari (sidereal), seperti yang digambarkan di bawah ini :
Dengan mengambil rata-rata radius orbit bulan, berarti V adalah (2.π.R)/T
L = T. ((2.π.R). T).Cos θ
sehingga....
L = 2.π.R.CosƟ .. .. (c)
Karena satu kali bumi mengelilingi
matahari adalah selama 365.256363004 hari, satu lingkaran penuh adalah 360
derajat, dan waktu orbit penanggalan bulan adalah 27.321582 hari, maka dapat
dihitung :
π = (27.321582/ 365.256363004) x 360
=
26.928400203920024246598326619744 drajat
Sehingga....
CosƟ = 0.8915731585494074768050096881472
Mengingat π = 3.1416, maka dari persamaan (c) kita
mendapatkan : 12000 x L= 12000 x 2 x 3.1416 x 384399 x
0.8915731585494074768050096881472 = 25831447149.25720 km,Jadi jarak yang ditempuh bulan dalam
seribu tahun menurut perhitungan sekarang adalah 25831447149.25720 km. Karena
waktu tempuh bulan dalam kurun waktu seribu tahun ini menurut Al-Qur'an sama
dengan jarak yang ditempuh malaikat dalam waktu 1 hari, maka menurut persamaan (a) diperoleh :
C = 25831447149.25720 / t
dimana t
adalah waktu sidereal rotasi bumi = 86164.1 detik, sehingga diperoleh C = 299793.616474346 km/detik
|
Perbandingan antara kecepatan cahaya
hasil perhitungan modern saat ini, dengan kecepatan cahaya di atas adalah
0.999996136 atau bisa dikatakan 1 banding 1. Bahkan jika perhitungan di atas di
ulangi dengan nilai sinodiknya (dimana satu kali bumi mengelilingi matahari
adalah 365.25 hari, satu bulan adalah 29.5 hari, dan satu hari adalah 86400
detik) di peroleh hasil yang jika dibandingkan dengan nilai kecepatan cahaya
hasil perhitungan modern saat ini adalah 0.98 banding 1. Tentu saja penggunaan
nilai sidereal menghasilkan nilai yang lebih akurat karena nilai tersebut
adalah nilai sebenarnya atau nilai sejatinya.
Dari perhitungan di atas, maka tidak
diragukan lagi bahwa surah As-Sajadah (32) ayat 5 ini menyatakan bahwa jarak
yang ditempuh kecepatan cahaya dalam waktu satu hari sama dengan seribu tahun
menurut perhitungan kita manusia. Bahkan dengan perhitungan yang sederhana,
yaitu dengan 12000 x (2πR) / 86400, dimana (2πR) adalah rumus sederhana panjang orbit bulan
mengelilingi bumi (tanpa memperhitungkan faktor gaya gravitasi matahari dan
vektor kecepatan ke arah bintang yang jauh), diperoleh perbandingan hasil 0.89 :
1, dimana hasil perhitungan ini lebih besar dari kecepatan cahaya yang
diketahui saat ini. Jadi baik penggunaan nilai sidereal dalam perhitungan (yang
lebih akurat), ataupun dengan perhitungan yang paling sederhana sekalipun,
menghasilkan nilai yang mengindikasikan bahwa "sang urusan" dibawa
dengan kecepatan cahaya (atau lebih, dengan perbandingan nilai yang tidak
terlalu jauh dengan kecepatan cahaya yang diketahui saat ini, wallahu a'lam)
Lalu bagaimana dengan surah
Al-Ma'aarij ayat 4 ? Dikatakan pada ayat tersebut malaikat
naik dalam satu hari yang kadarnya lima puluh ribu tahun. Apakah berarti
malaikat bergerak dengan kecepatan 50 kali kecepatan cahaya ?
Padahal kita tahu bahwa galaksi yang
paling dekat dengan galaksi kita berjarak 2.5 juta tahun cahaya, yang artinya
memiliki jarak sama dengan jarak yang ditempuh benda berkecepatan cahaya selama
2.5 juta tahun. Berarti
apakah para malaikat untuk dapat sampai ke galaksi Andromeda dari bumi
membutuhkan waktu tempuh 50 tahun, selama itukah ?
Surah Al-Ma'aarij [70] ayat 4 :
Wormhole, Jalan malaikat yang disediakan Allah
Menjawab pertanyaan tersebut, marilah
kita baca ayat 1 sampai 4 surah Al-Ma'aarij ini :
[70:1] Seseorang telah meminta
kedatangan azab yang akan menimpa
[70:2] untuk orang-orang kafir, yang tidak
seorangpun dapat menolaknya
[70:3] (yang datang) dari Allah, Yang
mempunyai tempat-tempat naik (ma'aarij)
[70:4] Malaikat-malaikat dan Jibril
naik kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun
Pertama, perhatikan bagaimana redaksi
ayat keempat diatas berbeda dengan As-Sajadah [32] ayat 5
sebelumnya. Dalam surah 70 ayat 4 ini tidak ada kata "mimmaa ta'udduuna", yang berarti tidak
dihitung sebagai jarak seperti di dalam As-Sajadah ayat 5. Waktu vs
waktu, bukan waktu vs jarak.
Seperti halnya Al-Hajj ayat 47
yang menyatakan relativitas waktu, Al-Ma'aarij ayat 4 ini pun menyatakan
relativitas waktu. Namun ayat ini juga menyatakan kecepatan karena membicarakan
mengenai malaikat-malaikat dan Jibril yang "naik" menghadap Rabbnya.
Jadi surah Al-Ma'aarij
(70) ayat 4 ini menyatakan relativitas waktu dan kecepatan, akan tetapi tidak
menyatakan jarak.
|
Patut digaris bawahi di sini mengenai keberadaan ayat ke-3, yaitu satu ayat sebelumnya, bagaimana Allah menyatakan bahwa Dia memiliki apa yang dinamakan sebagai "tempat-tempat naik" atau Ma'aarij, yang kemudian di ayat 4 menyatakan bahwa para malaikat "naik" (dengan menggunakan tempat naik ini) dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun (bukan "menurut perhitunganmu", karena tidak ada kata-kata "mimmaa ta'udduuna" disini).
Ya, dengan Ma'aarij inilah Malaikat-malaikat, yang bergerak
dengan kecepatan cahaya, mampu menempuh jarak yang jauh dalam waktu yang
singkat. Dengan Ma'aarij ini pulalah Nabi Muhammad SAW melakukan mi'raj (yang
merupakan bentuk tunggal dari ma'aarij) ke sidratul muntaha dalam waktu yang
singkat pula. Di dalam ilmu pengetahuan sekarang, ma'aarij ini di kenal
dengan nama wormhole, sebuah teori mengenai pemendekan jarak dan
dilatasi waktu.
Wormhole ini didefinisikan sebagai suatu hipotesa mengenai adanya
topologi di dalam ruang dan waktu yang merupakan jalan pintas dari suatu tempat
di dalam ruang waktu ke tempat lain yang jaraknya berjauhan. Walaupun
belum ada bukti-bukti observasi mengenai keberadaan wormhole ini, akan tetapi
di tingkat teoritik telah ditemukan apa yang dikatakan sebagai "valid solutions to the equations of the theory of general
relativity" yang membuktikan
kemungkinan keberadaan wormhole.
Salah satunya adalah persamaan Schwarzschild wormholes yang di dasarkan pada
persamaan medan Einstein (Einstein Field Equations/EFE), seperti yang
dimodelkan pada gambar di bawah.
Sesuatu yang mungkin bagi manusia masih
merupakan suatu teori, akan tetapi diterapkan Allah dalam bentuk
"ma'aarij", Sebagaimana Allah menyatakan dalam surah Al-Anbiyaa ayat
104 :
[Qs.21:104] (Yaitu) pada hari Kami gulung
(lipat/nathwii) langit seperti menggulung (melipat/kathayyi) lembaran -
lembaran kertas...
|
Metode "pelipatan"
langit ini telah digunakan oleh para malaikat untuk dapat menempuh jarak yang
jauh dalam waktu singkat, dan pelipatan ini dalam arti yang lebih
harfiah yang akan Allah gunakan pada saat kiamat, mengingat bentuk alam semesta
yang elipsoid relatif datar, sebagaimana yang dijelaskan di postingan "BUMI
DICIPTAKAN LEBIH DULU KEIMBANG LANGIT (Baca). Melalui pelipatan yang menghasilkan Maarij inilah
Allah menyediakan jalan bagi para malaikat untuk dapat bepergian ke tempat yang
sangat jauh sekalipun dalam waktu yang singkat.
Pada ayat ke-4 surah Al-Ma'aarij
ini pula dijelaskan mengenai para Malaikat melewati wormhole dengan kecepatan
yang mendekati atau sama dengan kecepatan cahaya, dan juga menyatakan bahwa
satu hari di dalam wormhole (ma'aarij) akan mengalami dilatasi waktu
sama dengan lima puluh ribu tahun relatif terhadap manusia di bumi.
Dilatasi waktu ini tidak menyatakan
berapa lama sesuatu itu melewati wormhole, akan tetapi hanya menyatakan apabila
sesuatu melewati wormhole, maka akan merasakan rasio waktu atau umur yang
demikian, yaitu 1 hari vs 50000 tahun, sebagaimana yang telah dijelaskan di
atas bahwa surah Al-Ma'aarij ayat 4 ini, selain menyatakan waktu vs waktu,
juga menyatakan kecepatan karena menceritakan mengenai bagaimana "malaikat
dan jibril naik dengan kadar waktu".
Berikut kita akan melakukan perhitungan yang akan menunjukkan "satu hari yang kadarnya lima puluh ribu tahun" mengindikasikan bagaimana benda-benda yang memasuki wormhole dengan kecepatan cahaya, ketika melewati wormhole (ma'aarij), benda-benda tersebut tetap bergerak dengan kecepatan cahaya. Berdasarkan teori relativitas, terdapat rumus :
Dimana
:
- Δt0 = waktu yang diukur terhadap sesuatu yang bergerak oleh dirinya
- Δt = waktu yang diukur terhadap sesuatu yang bergerak oleh sesuatu yang relatif diam (pengamat) terhadap sesuatu yang bergerak tersebut
- v = kecepatan sesuatu yang bergerak relative terhadap sesuatu yang diam / pengamat
- c = kecepatan cahaya = 299792.458 km/detik
Dalam
kaitannya dengan Al-Ma'aarij ayat 4 ini :
- Δt0 = Waktu yang dirasakan oleh para malaikat (1 hari)
- Δt = waktu yang dirasakan oleh manusia (50000 tahun x 12 bulan/tahun x 27.321582 hari/bulan).
- v = kecepatan malaikat
- c = kecepatan cahaya = 299792.458 km/detik.
Dari rumus di
atas, maka dapat kita hitung nilai v (kecepatan) adalah :
v = c (1-(?t0/?t)^2)^(1/2)
= 299792.458 x (1-(1/(50000 x 12 x 27.321582))^2)^(1/2)
= 299792.45799999944220255432881371 km/detik
Jadi terlihat
bahwa kecepatan malaikat, dan benda-benda lain yang memasuki
"ma'aarij" adalah sangat mendekati atau setara dengan kecepatan
cahaya, walaupun di dalam ma'aarij itu sendiri terjadi dilatasi waktu dimana
satu hari didalam ma'aarij terasa seperti 50000 tahun. Akan tetapi hal ini
tidak mengindikasikan berapa lama waktu dalam menempuh "ma'aarij"
tersebut, akan tetapi mengindikasikan bahwa setiap benda di dalam
"Ma'aarij" akan mengalami rasio perbandingan waktu yang sama, yaitu 1
hari didalam "Ma'aarij" akan terasa seperti 50000 tahun. ------------> Artinya, bukan
berarti waktu tempuh malaikat di dalam "Ma'aarij" adalah satu hari. Bisa jadi
satu detik, satu milidetik, satu nanodetik atau dalam waktu tempuh lain yang
sangat singkat. Karena ayat 4 di atas menyatakan bahwa Malaikat naik melalui
Ma'arij dengan kecepatan cahaya yang apabila malaikat bergerak dengan kecepatan
tersebut di dalam Ma'arij selama satu hari, akan sama seperti 50000 tahun yang
dirasakan manusia di bumi. Hal ini sesuai dengan rumus relativitas di atas.
Mengapa Allah
tidak mengatakan secara jelas bahwa itu kecepatan cahaya??
Bayangkan kita
berada 15 abad yang lalu, kemudian kita mengatakan kepada semua orang
"Malaikat bergerak dengan kecepatan cahaya". Pastilah kita akan
ditertawakan. Tidak ada yang tahu pada masa itu bahwa cahaya memiliki
kecepatan, terpikirkan hal seperti itu pun tidak. Mengatakan bahwa
cahaya memiliki
kecepatan pada masa itu adalah hal terbodoh yang mungkin dilakukan. Atau
mengatakan "Malaikat naik dengan kecepatan yang sangat cepat", hal
ini menjadi tidak akurat. Seberapa cepat? Informasi seperti ini membuat
Al-Qur'an menjadi suatu kitab yang dangkal dan tidak bermakna. Apalagi
jika
kita mengatakan "Malaikat naik dengan kecepatan 299792.458 km/detik".
Istilah kilometer bahkan detik belum dikenal 15 abad yang lalu.
Jadi lihatlah
bagaimana Allah menggunakan istilah yang dapat diterima oleh manusia pada saat
diturunkannya Al-Qur'an dan mampu dibuktikan berabad-abad kemudian dengan ilmu
pengetahuan.
----------------------------------------------
BAHAGIAN 3 : BANTAHAN AL-QUR’AN
DAN TUDUHAN PENYONTEKAN
Sebagian ahli
kitab menganggap informasi "satu hari yang kadarnya seribu tahun menurut
perhitunganmu" adalah menyontek dari Alkitab yang diturunkan beberapa abad
sebelum datangnya nabi Muhammad SAW. Di dalam Alkitab, ada dua ayat yang
dikatakan menyebutkan satu hari sama dengan seribu tahun, seperti halnya yang
ada dalam surah As-Sajadah ayat 5 dan Al-Hajj ayat 47. Kedua ayat dalam Alkitab
yang dimaksud adalah :
[2 Petrus 3:8-9] Akan tetapi, saudara-saudaraku yang
kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan
satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari.
Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya
sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya
jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.
[Mazmur 90:4] Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti
(satu) hari kemarin, apabila berlalu, atau seperti suatu giliran jaga di waktu
malam.
Disini Penulis
hanya ingin menerangkan, dalam 2 Petrus pasal 3 ayat 8 itu istilah "satu
hari sama dengan seribu tahun" menunjukkan kesabaran Tuhan, bahwa Tuhan
Maha Sabar, sebagaimana dijelaskan dalam ayat ke-9 selanjutnya. Oleh karena itu
penulis 2 Petrus menambahkan "dan seribu tahun sama seperti satu
hari", mengindikasikan dihadapan Tuhan, baik sehari maupun seribu tahun,
sama saja. Jika, anggaplah, ayat tersebut pun mengindikasikan kecepatan cahaya
sama seperti surah As-Sajadah ayat 5 diatas, berarti ayat alkitab di atas
mengatakan di satu sisi Tuhan bergerak dengan kecepatan cahaya (satu hari sama
dengan seribu tahun) dan di satu sisi manusia bergerak dengan kecepatan cahaya
melebihi Tuhan (seribu tahun sama dengan satu hari) (perhatikan disini objeknya
adalah Tuhan, sebagaimana Al-Hajj ayat 47, sehingga dalam pembahasan di atas
tidak disamakan dengan kecepatan).
Ditambah lagi,
saat dimana 2 Petrus ini diturunkan, penanggalan yang dipergunakan adalah
penanggalan matahari, yang membagi bulan berdasarkan perubahan musim dan
ketetapan, yang dapat diketahui dari sejarah pembentukan kalendar
Julian/Gregorian, dimana penanggalan ini memiliki hari bernilai antara 30 atau
31 hari per bulan kecuali Februari, bukan berdasarkan pengamatan sinodik dari
fase bulan ke fase yang sama di bulan berikutnya. Hal ini menyebabkan apabila
dipergunakan untuk menghitung kecepatan cahaya seperti As-Sajadah ayat 5, maka
akan diperoleh hasil yang jauh berbeda.
Sama halnya dengan
Mazmur pasal 90 ayat 4 di atas, "seribu tahun di mata Tuhan, sama dengan
satu hari (kemarin) dimata manusia atau sama saja lamanya dengan lamanya
giliran jaga manusia di waktu malam". Sehingga jika ayat ini dihubungkan
dengan relativitas waktu, maka waktu disisi Tuhan terasa lebih cepat daripada
waktu disisi manusia.
Pemilihan kata,
selalu menjadi keajaiban Al-Qur'an, karena Allah maha Teliti. Untuk ayat-ayat
mengenai waktu ini, kelebihan Al-Qur'an dalam hal ini adalah penambahan kata
"menurut perhitunganmu", yang mana sesuai pembahasan di atas,
menunjukkan kecepatan (apabila menggunakan "menurut perhitunganmu"
dengan objek malaikat atau relativitas waktu apabila objeknya Tuhan) atau
relativitas waktu (jika tidak menggunakan "menurut perhitunganmu"
dengan objek malaikat), wallahu a'lam.
-------------------------
BAHAGIAN 4 : ASHABUL
KAHFI DAN UMUR NABI NUH
Siapa yang tidak
kenal dengan kisah Ashabul Kahfi? Kisah yang menakjubkan ini diabadikan dalam
Al-Qur'an dalam surat Al-Kahfi. Secara singkat, ashabul kahfi ini terjadi di
kota Sahab, wilayah Amman. Pada waktu itu Amman di bawah kekuasaan Romawi dan
bernama Philadelphia, yang merupakan pusat dari Decapolis. Philadelphia ini di
perintah oleh Raja Daqyanus (Decius) yang sangat benci kepada orang-orang
Nasrani-Muslim (Nasrani yang mengimani Allah sebagai Tuhan dan Yesus sebagai
utusan Tuhan). Alkisah, 7 orang pemuda melarikan diri ke dalam gua bersama
anjingnya dalam usaha meloloskan diri dari usaha pembantaian raja Daqyanus ini.
Didalam gua, mereka di tidurkan Allah selama 309 tahun. Selengkapnya bisa di
baca dalam surah Al-Kahfi.
Tapi disini, akan
dibahas satu ayat khusus, Al-Kahfi [18] ayat 25 yang terjemahannya sebagai berikut :
[Qs.18:25] Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun
dan ditambah sembilan tahun (lagi).
|
Yang menarik adalah gaya bahasa yang dipakai. Tiga ratus tahun, ditambah sembilan tahun. Mari kita kembali berhitung disini. Bila kita hitung (365*300)/354 dimana 365 adalah jumlah hari setahun dalam perhitungan matahari, sedangkan 354 adalah jumlah hari setahun dalam perhitungan bulan. Hasilnya? 309.
Ya, ayat ini ingin
menyatakan : lamanya mereka tidur adalah 300 tahun bagi mereka yang menggunakan
perhitungan tahun matahari, tetapi ditambah 9 tahun lagi bagi mereka yang
menggunakan perhitungan bulan. Mengapa demikian? Ayat ini diturunkan dikalangan
orang Arab yang saat itu menggunakan peredaran bulan sebagai perhitungan waktu.
Tetapi pada saat terjadinya peristiwa ashabul kahfi ini, yang digunakan di
Philadelphia adalah perhitungan matahari, karena saat itu Philadelphia dibawah
kekuasaan romawi, dan romawi menggunakan perhitungan matahari.
Gaya bahasa yang
sama dalam Al-Qur'an digunakan dalam ayat lain ketika membicarakan unur nabi
nuh :
[QS,29:14] Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh
kepada kaumnya, dan ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima
puluh tahun. Dan mereka ditimpa banjir besar, dan mereka adalah orang-orang
yang zalim.
|
Yang jelas, ayat
di atas tidak menggambarkan perhitungan matahari vs perhitungan bulan
sebagaimana ashabul kahfi diatas.
Akan tetapi 950 tahun (seribu tahun kurang
lima puluh tahun) yang disebutkan di atas adalah waktu perhitungan bulan karena
perhitungan bulan-lah yang digunakan bangsa Arab pada waktu ayat ini
diturunkan. Dan bisa jadi, seribu tahun itu yang disebutkan diatas adalah
seribu tahun menurut perhitungan kaum nabi nuh saat itu. Sehingga, bisa jadi,
seribu tahun menurut perhitungan kaum nabi nuh sama dengan 950 tahun menurut
perhitungan bulan bangsa Arab pada saat ayat ini diturunkan. Dari ayat ini juga
bisa jadi mengindikasikan pada masa Nabi Nuh, kemungkinan rotasi bumi ataupun
revolusi bulan lebih cepat daripada saat ini, sebagaimana diketahui oleh ilmu
pengetahuan saat ini bahwa rotasi bumi di jaman dahulu pernah lebih cepat
daripada rotasi bumi saat ini. Dari http://www.astronomycafe.net/qadir/q395.html dan juga referensi lainnya di web juga disebutkan bahwa
Bumi di masa lalu ber-rotasi lebih cepat dibandingkan masa sekarang. Akan
tetapi tentu saja Allah yang lebih tahu kepastiannya, Wallahu a'lam.
|
Di dalam
tulisan "SEMBILAN BELAN -
PEDENTEKSI KE-ASLI-AN AL-QUR'AN (Baca)" juga telah
disebutkan bahwa penggunaan gaya bahasa "tiga ratus tahun ditambah
sembilan tahun" maupun "Seribu tahun dikurangi lima puluh tahun"
merupakan salah satu kekonsistenan keseluruhan Al-Qur'an dari sisi matematika,
dalam kaitannya dengan angka “sembilan belas”.
Maha
benar Allah dengan segala firman-Nya
Terima kasih, ini jawaban pertanyaan-pertanyaanku!
BalasHapusFantastic !
BalasHapusSubhanallah.....
BalasHapusBoleh tau sumber/referensi tulisan ini?
BalasHapusBarakallahu fiikum...
BalasHapusSubhanallah uraian yag hebat masalahbtesebut memang menjadi pertanyaan saya dan aekarangvsudah dapat jawabannya
BalasHapusBisakah antum jelaskan secara singkat akhi,,sy msh blm paham🙏🏻
HapusSubhanallah uraian yag hebat masalah tersebut memang menjadi pertanyaan saya dan sekarang sudah dapat jawabannya
BalasHapusSebentar, yang gw tau, rata² kecepatan bulan mengelilingi Bumi itu kan 1022 km/detik. jadi kira² dalam sehari bulan udah bisa menempuh jarak 88 juta km. Berarti Bulan kembali ke titik awal perputaran itu selama 29.5 hari, kan. Itu udah menempuh jarak 2,5 milyar km. Untuk menyamai jarak tempuh kecepatan cahaya, Bulan cuma perlu 10 bulan/10 kali revolusi bulan. Ga sampe 12rbu kali. Jadi 1 hari jarak tempuh cahaya = 10 kali bulan mengelilingi Bumi.
BalasHapusrata2 kecepatan bulan bukan 1022km/dtk kali, 1,022km/dtk 1 koma bla,bla...kilometer (1kilometer lebih dikit)/detik atau 3.400km/jam, 3ribu4ratus kilometer/jam
HapusAnda terkecoh standar penulisan titik koma
Sumber
Hapushttps://www.quora.com/NASA-says-that-the-moon-orbits-at-3-400km-h-but-Wikipedia-says-1-022km-s-Which-one-is-true
Alhamdulillah ada yg membahas mengenai waktu dunia dan akherat.Ijin share ,
BalasHapusWaktu akhirat yg sangat_ sangat lama
BalasHapusYang timbul pertanyaan di akhirat berapa tahun? Allahu akbar
terima kasih, mantap penjelasannya...
BalasHapusAlhamdulillah berkat tulisan ini (meski sekelas blog, teorinya logis dan runut ngalahin web ilmiah lainnya ), pertama izin saya memberikan apresiasi atas usaha tulisan ini, nampak memberikan pencerahan terkait usia bumi, krn sy khawatir ketika saya memuat suatu tulisan hanya berdasar pemikiran barat, apalagi menyangkut alam semesta, jelas akan menggiring pembaca milenial Indonesia ke arah yang salah. Beruntung saya mendapat blog ini. Izin saya ambil sebagian informasinya. Tks
BalasHapusmenurut saya 50 ribu tahun juga menunjukkan kecepatan. karena malaikat pun ada "kastanya". disebutkan di surat al fathir ayat 1, bahwa malaikat itu ada yang sayapnya satu ada yang dua ada yang tiga. Dan khusus Jibril bisa jadi lebih. Kalo di hadits ada disebut sampai 70 sayap. Dus artinya malaikat jibril bisa jadi punya kecepatan 50 kali kecepatan cahaya.
BalasHapusNitip, ninggal jejak...
BalasHapus