Tulisan Kali ini sebenarnya sebenarnya
melanjutkan dari Pembahasan "ORBIT MATAHARI, BULAN
DAN BUMI (baca)" , di
mana akan berfokus kepada sebuah periwayatan hadis yang berbunyi :
Dari Abu Dzar bahwa
pada suatu hari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda ,“Tahukah kalian ke manakah matahari ini
pergi?” Mereka berkata, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui” Beliau bersabda,
“Sesungguhnya matahari ini berjalan sehingga sampai ke tempat peredarannya di
bawah Arsy, lalu dia bersujud. Dia tetap selalu seperti itu sehingga dikatakan
kepadanya: ‘Bangunlah! Kembalilah seperti semula engkau datang’, maka dia pun
kembali dan terbit dari tempat terbitnya, kemudian dia berjalan sehingga sampai
ke tempat peredarannya di bawah Arsy, lalu dia bersujud. Dia tetap selalu
seperti itu sehingga dikatakan kepadanya: ‘Bangunlah! Kembalilah seperti semula
engkau datang’, maka dia pun kembali dan terbit dari tempat terbitnya, kemudian
berjalan sedangkan manusia tidak menganggapnya aneh sedikitpun darinya sehingga
sampai ke tempat peredarannya di bawah Arsy, lalu dikatakan padanya:
‘Bangunlah, terbitlah dari tempat kau terbenam’, maka dia pun terbit tempat dia
terbenam.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya),
“Tahukah kalian kapan hal itu terjadi? Hal itu terjadi ketika tidak bermanfaat
lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu atau dia
belum mengusahakan kebaikan dalam masa imannya" (Hadis diatas diriwayatkan oleh Bukhari 4802,3199,7424,7433,
Muslim 159 -dan ini lafazhnya, Ath-Thayyalisi dalam Musnadnya 460, Ahmad dalam
Musnadnya 5/145,152,165,177, Abu Dawud 4002, Tirmidzi 3227, Nasa’i dalam Sunan
Kubra 11430, Al-Baghawi dalam Syarh Sunnah 4292, 4293, dan lain sebagainya.
Seluruhnya dari jalur Ibrahim bin Yazid at-Taimi dari ayahnya dari Abu Dzar).
Hadis, yang merupakan periwayatan mengenai perkataan nabi
ataupun perilaku nabi, tidaklah sama dengan Al-Qur'an yang merupakan kitab
suci serta sumber hukum umat Islam yang ke-auntetik-kannya tidak diragukan
karena dijamin langsung oleh Allah. Untuk menilai suatu hadis, apakah dapat
diterima atau tidak, perlu dilihat periwayatan, korelasinya dengan Al-Qur'an
serta sanad (rantai periwayat)-nya, sehingga dapat dinilai tingkatan
hadis-nya : apakah palsu, lemah, ataukah dapat diterima. Akan tetapi, pada
umumnya umat Islam sepakat bahwa hadis-hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari atau Muslim
apalagi oleh keduanya (muttafaqun 'alaih), termasuk hadis di atas yang mana
diriwayatkan oleh Bukhari dan juga oleh Muslim, merupakan hadis-hadis yang
dapat diterima (sahih atau hasan)
|
Ketika membaca hadis tersebut di atas,
banyak yang berkata bahwa hadis di atas dengan jelas membenarkan bahwasanya
matahari itu berputar mengelilingi bumi dari timur ke barat. Kemudian setelah
terbenam, maka matahari pun bersujud dan menunggu perintah Allah untuk kembali
terbit dari timur. Yang berarti Islam, berdasarkan hadis ini, mengajarkan
mengenai geosentris, bumi adalah pusat tata surya. Apalagi mengingat bahwa
hadis di atas tergolong sahih.
Di dalam Al-Qur'an surah Al-Najm
[53] Ayat 2-4 dikatakan :
Wa An-Najmi 'Idha Hawa
[[kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru,(QS. 53:2)]]
Ma Dalla Sahibukum Wa Ma Ghawa
[[dan tiadalah yang
diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya (QS. 53:3]]
Wa Ma Yantiqu `Ani
Al-Hawa
[[Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan
(kepadanya)(QS. 53:4]]
Dan di dalam surah Saba' [34] ayat 50 pun dikatakan :
Qul 'In Dalaltu Fa'innama 'Adillu `Ala Nafsi
Wa 'Ini Ahtadaytu Fabima
Yuhi 'Ilayya
Rabbi 'Innahu Sami`un Qaribun
[[Katakanlah:
"Jika aku sesat maka sesungguhnya aku sesat atas kemudharatan diriku
sendiri; dan jika aku mendapat petunjuk maka itu adalah disebabkan apa yang
diwahyukan Rabb-ku kepadaku. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha
Dekat". (QS. 34:50)]]
Jadi menurut
Al-Qur'an, kata-kata yang diucapkan oleh nabi Muhammad SAW, terutama mengenai
informasi-informasi yang tidak diketahui sebelumnya seperti pada hadis di atas,
bukanlah atas kemauan hawa nafsu beliau, akan tetapi karena itu adalah sesuatu
yang di wahyukan dan di inspirasikan oleh Allah.
Berdasarkan hal
ini, maka jika melihat hadis di atas dimana nabi Muhammad mengatakan bahwa
matahari berjalan dan bersujud, itu adalah bukanlah hal yang di ada-adakan,
akan tetapi merupakan hal yang beritahukan oleh Allah
kepada Nabi Muhammad SAW tanpa atau
dengan perantara (Jibril). Apalagi redaksi hadis yang mengutarakan
maksud yang sama dengan di atas, diriwayatkan baik oleh Bukhari dan juga
Muslim. Sehingga umat Muslim untuk hal ini seharusnya menerima kebenaran
periwayatan dan informasinya.
Mengenai hadis diatas perlu di
perhatikan beberapa hal :
1. Nabi Muhammad SAW mengatakan" -------------> "Tahukah kalian kemana matahari ini pergi ?" TIDAK mengatakan "Tahukah kalian kemana matahari ini
tenggelam ?".
Lihat bagaimana Allah menjaga perkataan Nabi Muhammad SAW agar tidak
mengatakan kata "tenggelam", dan
diganti dengan kata "pergi", walaupun konteks pembicaraannya
adalah matahari "terlihat" tenggelam. "Pergi" di sini bisa
diartikan pula dengan "beredar", namun tidak dapat disamakan dengan
"tenggelam".
2. Dikatakan pula bahwa -------------> “ Sesungguhnya matahari ini berjalan
sehingga sampai ke tempat peredarannya di bawah Arsy ...".
Harap diperhatikan dan dicatat bahwa di
dalam hadist
tersebut TIDAK ADA REDAKSI KALIMAT yang menyebutkan
"matahari beredar ke bawah bumi" atau "matahari tenggelam ke
bawah bumi" atau "matahari beredar mengelilingi bumi". Yang dikatakan adalah matahari berjalan sampai ke tempat
peredarannya di bawah Arsy.
Mari perhatikan hadis berikut :
“ Tidaklah langit yang tujuh
dibandingkan dengan Kursi melainkan ibarat lingkaran anting yang diletakkan di
tanah lapang .” (HR. Ibnu
Hibban no.361 Syaikh Albani mengatakan hadits ini Shahih )
Aku mendengar Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalambersabda:
"Tidaklah Kursi jika dibandingkan dengan 'Arsy melainkan ibarat baju
besi yang dilemparkan di tengah-tengah padang pasir yang luas." (Syarah Aqidah Ath-Thahawiyah Ibnu Abil ‘Iz, Juz 1 hal:182
)
Dan ayat Al-Qur'an berikut :
Al-Muminun [23] Ayat 86
Qul
Man Rabbu As-Samawati As-Sab`i Wa Rabbu Al-`Arshi Al-`Azimi
[[Katakanlah: "Siapakah Yang Empunya langit yang
tujuh dan Yang Empunya 'Arsy yang besar ?" ( QS. 23:86)]]
Al-Baqarah
[2] Ayat 255
ALLahu La 'Ilaha 'Illa
Huwa Al-Hayyu
Al-Qayyumu La Ta'khudhuhu Sinatun Wa La Nawmun Lahu Ma Fi As-Samawati Wa Ma Fi Al-'Ardi Man Dha Al-Ladhi Yashfa`u `Indahu 'Illa Bi'idhnihi Ya`lamu Ma Bayna
'Aydihim Wa Ma Khalfahum Wa La Yuhituna Bishay'in Min `Ilmihi 'Illa Bima Sha'a Wasi`a Kursiyuhu
As-Samawati Wa Al-'Arda Wa La Ya'uduhu Hifzuhuma Wa Huwa Al-`Aliyu Al-`Azimu
[[Allah tidak ada Ilah melainkan Dia Yang Hidup kekal
lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur.
Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at
di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka
dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah
melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah
meliputi langit dan bumi . Dan Allah tidak merasa berat memelihara
keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (QS. 2:255)]]
Perhatikan surah Yaasiin [36] Ayat 38 berikut :
Wa Ash-Shamsu Tajri Limustaqarrin Laha Dhalika Taqdiru Al-`Azizi Al-`Alimi
[[dan matahari
berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah
ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (QS. 36:38)]]
Sebagaimana
yang telah dijelaskan dalam ORBIT MATAHARI, BULAN DAN
BUMI (baca), limustaqarrin ---------> secara literal
"menuju (tempat) yang telah ditentukan". Berarti di dalam orbit matahari,
yang tentu saja di bawah Arsy, ada banyak
tempat-tempat yang ditentukan oleh Allah, dimana di tempat-tempat ini matahari
akan bersujud, sebagaimana yang dikatakan dalam Al-Qur'an :
Ar-Ra`d [13] Ayat 15
Wa
Lillahi Yasjudu Man Fi As-Samawati Wa Al-'Ardi Taw`aan Wa
Karhaan Wa Zilaluhum Bil-Ghuduwi Wa Al-'Asali
[[Hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) segala apa yang
dilangit dan di bumi, baik dengan kemauan sendiri ataupun terpaksa (dan sujud
pula) bayang-bayangnya diwaktu pagi dan petang hari.(QS. 13:15)]]
An -Nahl [16] Ayat 49
Wa
Lillah Yasjudu Ma Fi As-Samawati Wa Ma Fi Al-'Ardi Min Dabbatin Wa Al-Mala'ikatu Wa Hum La Yastakbiruna
[[Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang
berada di langit dan semua makhluk yang melata di bumi dan (juga) para
malaikat, sedang mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri. (QS. 16:49)]
Setiap makhluk dan ciptaan Allah
bersujud kepada Allah dengan cara mereka sendiri-sendiri yang tentunya berbeda
dengan sujudnya manusia. Karena dengan sujud merupakan ungkapan kepatuhan kepada
Allah Yang Maha Pencipta.
Ketika dikatakan "‘Bangunlah! Kembalilah seperti semula engkau datang’,
maka dia pun kembali dan terbit dari tempat
terbitnya", artinya matahari diperintahkan agar tetap berotasi dan
berevolusi seperti biasa menuju tempat yang ditentukan berikutnya, sehingga
apabila diamati (terlihat) dari bumi pun matahari seperti terbit dari arah
timur.
Sebagaimana yang telah diketahui saat
ini, bahwa matahari terlihat terbit dari timur dikarenakan bumi berotasi barat
ke timur (berlawanan arah jarum jam). Bumi berotasi dari barat ke timur
dikarenakan matahari berotasi dari barat ke timur, berlawanan arah jarum jam
(dilihat dari kutub utara matahari). Rotasi matahari dari barat ke timur dan
gaya gravitasi matahari menyebabkan planet-planet disekililingnya berevolusi
mengelilingi matahari dengan arah yang sama dan berotasi dengan arah yang sama
pula, kecuali Venus dan Uranus yang
berotasi dari timur ke barat karena memiliki axial tilt lebih dari 90 derajat (sesuai dengan kaidah tangan kanan).
Namun kesemuanya memiliki orbit mengelilingi matahari searah dengan arah rotasi
matahari.
Sampai
akhirnya suatu masa ketika dikatakan kepada matahari "Bangunlah, terbitlah dari tempat kau terbenam",
di saat itulah, kemungkinan, arah rotasi matahari akan berubah secara mendadak,
sehingga rotasi bumi pun berubah menjadi dari timur ke barat. Disaat rotasi
bumi berubah dari timur ke barat, di saat itulah matahari akan terlihat terbit
dari barat jika diamati dari bumi. wallahu a'lam
Nabi
Muhammad SAW bukanlah seorang ilmuwan dan bukan pula seorang pendongeng. Apa
yang dikatakannya bersumber dari Allah. Sebagaimana yang telah dibahas pula di
postingan "ORBIT MATAHARI, BULAN DAN BUMI (baca)"
, bahwa Nabi Muhammad SAW hidup dimasa ketika sebagian orang dimuka bumi
percaya bahwa matahari dan benda-benda langit lainnya yang mengelilingi bumi,
karena itulah yang terlihat dan teramati dari bumi. Oleh karena itu ketika
hendak menjelaskan tentang "kemana matahari pergi", Allah
menginspirasikan suatu penjelasan yang diterima pada masa itu, akan tetapi
tidak bertentangan dengan kenyataan yang sebenarnya, yang mana kenyataan itu
akan terbukti dengan ilmu pengetahuan berabad-abad kemudian. Kuncinya adalah
pada pemilihan kata.
Ketika nabi
Muhammad SAW menceritakan mengenai peristiwa Isra dan
Mi'raj beliau, banyak yang meragukan beliau bahkan beberapa menyangka
bahwa beliau benar-benar gila, apalagi jika beliau mengatakan mengatakan
matahari beredar di tempat peredarannya sendiri sementara bumilah yang
mengelilingi matahari dan ikut pula beredar bersama matahari mengelilingi pusat
galaksi. Akan
tetapi Allah memilihkan kata-kata yang sesuai dan tidak mengandung kebohongan
bagi beliau dalam menjelaskan hal tersebut.
Sebagai
penutup, hadis di atas hanya menjelaskan tentang matahari, padahal apabila
benda-benda langit mengelilingi bumi, seharusnya di jelaskan pula mengenai
bulan dan bintang, atau setidaknya ada kata-kata "begitupula
dengan bulan dan bintang". Akan tetapi Allah menjaga rasul-Nya dari
perkataan yang tidak sesuai.
-Wallahu
a'lam-
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasannya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka juga tiada juga beriman?”
BalasHapusPerhatikan Bumi dan Langit adalah sesuatu yang padu. Dan ini bukan teori big bang yang menyatakan alam ini diciptakan dari titik kecil yang adanya kepadatan material dan suhu tinggi.
Langit dan Bumi bagai dua buah uang logam yang menumpuk kemudian dipisahkan. Tentu saja dipisahkan atas kehendak Allah, bukan karena ada suhu panas atau apapun yg disebutkan dalam teori itu. Bumi dtempatkan dibawah sementara langit Allah tinggikan, sehingga ada ruang diantara keduanya.
Allah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa. Penyempurnaan penciptaan bumi empat masa terdiri dari penyempurnaan bumi itu sendiri dua masa dan penyelesaian segala urusan dibumi dua masa. Setalh itu Allah menciptakan bulan dan matahari sebagai cahaya dan pelita. Dibutuhkan Empat Hari/Masa untuk menciptakan (menyempurnakan bumi), kemudian setelahnya diciptakan bulan dan matahari sebagai pelengkap. Menciptakan bulan dan matahari tanpa disebut waktu nya dan bukan dari bagian enam masa maupun empat masa penyempurnaan bumi menunjukan bulan dan matahari adalah bagian termudah dan minor dari penciptaan bumi yang besar.
Setellah itu Allah menuju langit dan menyempurnakan penciptaan Langit dalam dua masa dan menjadikan langit tujuh lapis. Setelah sempurna penciptaan langit dalam dua masa, maka Allah menciptakan bintang-bintang dilangit terdekat (paling dekat dari bumi), artinya langit lapisan pertama dari perspektif bumi. Penciptaan bintang-bintang juga tidak disebutkan berapa lama waktu yang dibutuhkan menunjukan bahwa proses ini merupakan penciptaan minor diluar penciptaan tujuh lapis langit yang dikerjakan dalam dua masa.
Allah adalah pemilik langit dan Bumi dan yang diantara keduanya. Apa yang ada diantara keduanya? Bulan, Matahari dan Bintang. Ini menunjukan ada ruang antara bumi yang terletak di bawah dan langit yang terletak diatas. Ruang itu berisi bulan, matahari dan bintang-bintang. Dengan kata lain, Bulan, Matahari, Bintang-bintang tidak berada di Langit dan juga tidak di Bumi. Mereka berada diruang antara langit dan bumi dan atas kehendak Tuhan mereka tidak jatuh dan bergerak di ruang tersebut.
Dengan bahasa matermatika, kita bisa sebut, Bulan, Matahari dan Bintang adalah bagian dari Langit dan Bumi. Tetapi Bumi bukan bagian dari benda-benda (bulan, matahari dan bintang2) yang ada diruang antara langit dan Bumi, begitu juga langit bukan bagian dari benda-benda (bulan, matahari dan bintang2) yang ada antara langit dan bumi
Pertanyaanya dalam cara bagaiman dikatakan bumi adalah benda yang melayang-layang melingkari/mengitari Matahari? Bukankah ini bathil?
Perhatikan, bagaimana teori imajinasi solar system menggambarkan bahwa bumi ada diruang (space) dalam jagad raya (universe) dan melayang/bergerak mengitari matahari. Sejak kapan bumi menjadi bagian benda-benda yang berada diruang?
Perhatikan bagaimana Allah menciptakan kronologis penciptaan.
Adanya ruang adalah karena ada pemisahan langit dan bumi dan ini adalah konsekwensi yang pasti. Adanya matahari, bulan dan bintang adalah karena adanya bumi dan Matahari. Maka apakah keyakinan bathil yang kacau ini bisa kita terima dan kita katakan cocok dengan Al-Quran?
Jadi yang benar adalah bumi di bawah, langit di atas, bulan, matahari berada diantara kedua-duanya. Jadi tidak benar bumi mengelilingi matahari. Dengan kata lain seluruh hadist dan Al-Quran yang selama ini ditafsirkan berbeda, sangat jelas berarti matahari yang mengelilingi bumi.
Subehannallah. Maha Suci Allah dari apa yang mereka katakan
Allahu'alam
Maaf akhi, bukan maksut untuk menyalahkan, tapi bagaimana antum bisa jelaskan tentang bagaimana, langit2 dihiasi oleh bintang, seperti banyak yang dijelaskan dalam alquran dan hadist, bagaimana antum bisa jelaskan bahwa sudah 78ribu orang dari yahudi akan tinggal di planet mars?, dan terakhir ada hadist nabi Muhammad menceritakan bagaimana keadaan bumi yang diibaratkan hanya setetes air dalam samudra
HapusAllahua'lam
Hadist dan Al-Quran itu sejatinya memang mengatakan matahari yang mengelilingi bumi, tetapi karena otak kita sudah digiring kepada imajinasi liar dan bathil tentang "universe" atau teori Solar System yg kelihatan ilmiah maka kita bagai orang yang terhipnotis sehingga sulit melihat kebenaran. Anehnya justru kita ikut2 mencari pembenaran dari Al-Quran untuk membenarkan keyakinan bathil ini.
BalasHapusSaya anda perlu belajar yang banyak
HapusSabar.. karena tidak semua orang terbuka hatinya menerima alqur'an dan hadits sebagaimana adanya.. kadang mereka butuh waktu..atau butuh pemahaman yang sesuai dengan keadaan mereka.. wallahu'alam..
BalasHapushttps://siswatekunbelajar.blogspot.com/2023/08/misteri-waktu-terbit-terbenam-matahari.html?m=1
BalasHapus